Bisnis.com, JAKARTA — Nvidia, perusahaan teknologi yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), dikabarkan menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi Taiwan, TSMC, membangun infrastruktur AI di Amerika Serikat. Keduanya menggelontorkan investasi sebesar US$500 miliar atau setara dengan Rp8.391 triliun (kurs: Rp16.790) untuk membangun infratruktur tersebut selama empat tahun ke depan.
Dilansir dari Reuters, Selasa (15/4/2025), Pengumuman muncul di tengah dorongan yang makin kuat untuk membawa manufaktur dan rantai pasokan teknologi ke dalam batas wilayah AS seiring dengan pemberlakuan tarif tinggi pada impor dari sejumlah negara.
Selain itu, strategi ini juga bagian dari upaya dari Nvidia yang selama ini produksi semikonduktornya dilakukan di Taiwan. Sementara itu, langkah TSMC kemungkinan besar akan diikuti oleh perusahaan manufaktur teknologi lainnya.
analis DA Davidson Gil Luria mengatakan bahwa keputusan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump mengambil andil besar dalam keputusan Nvidia-TSMC berinvestasi besar di AS.
“Mustahil Nvidia ingin memindahkan produksi apa pun ke AS jika bukan karena tekanan dari pemerintahan Trump. Angka setengah triliun itu mungkin hiperbola, sama seperti Apple membuat janji setengah triliun," tutur David.
Pengumuman Nvidia muncul beberapa jam setelah AS membebaskan barang elektronik seperti telepon pintar dan chip dari tarif timbal baliknya terhadap China, tetapi mengatakan akan mengumumkan tarif untuk chip impor selama minggu depan.
Sebelumnya, serangan tarif terbaru Presiden Donald Trump mulai berlaku bahkan lebih kuat dari yang direncanakan. Tarif pada semua mitra dagang dinaikkan seperti perkiraan sebelumnya. Namun, yang paling mencolok adalah tarif tambahan terhadap China menjadi 145% dari 34% akibat aksi retaliasi yang meningkat.
Namun, dalam riset terbaru Bloomberg Intelligence yang diterbitkan pada Rabu (9/4/2025), China diprediksi dapat menghadapi dengan baik guncangan tarif Trump karena ketergantungan ekonominya terhadap Amerika Serikat tidak lebih dari 3%.