Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keamanan Publik Vietnam bakal mengambil kepemilikan mayoritas saham di FPT Telecom, salah satu penyedia layanan internet terbesar di negara itu, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan siber nasional.
Reuters melaporkan, bersumber dari sebuah dokumen yang diterima mereka, kementerian yang mengawasi kepolisian ini makin terlibat dalam sektor internet dan telekomunikasi Vietnam. Mereka mengambil alih kendali operator telekomunikasi terbesar ketiga di negara itu, MobiFone, tahun lalu dan juga memelopori pengetatan peraturan perlindungan data yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan teknologi asing.
Dokumen tersebut mengungkap, State Capital Investment Corporation (SCIC) Vietnam, sebuah perusahaan induk untuk aset-aset yang dikendalikan oleh negara, akan mengalihkan kepemilikannya di FPT Telecom kepada kementerian.
SCIC memiliki 50,17% saham FPT Telecom, sementara FPT Corp, perusahaan teknologi swasta terbesar di Vietnam, memiliki 45,66% saham tetapi mempertahankan kendali atas unit tersebut, menurut laporan keuangan FPT Telecom tahun lalu.
Reuters tidak dapat memastikan apakah pengalihan tersebut akan menyebabkan kementerian mengambil kendali efektif atas FPT Telecom.
Kementerian Keamanan Publik tidak menjawab permintaan untuk berkomentar hingga Jumat (18/4/2025),. FPT Corp mengatakan saat ini tidak memiliki informasi untuk dibagikan mengenai masalah ini. Kementerian Keuangan, tempat rencana tersebut diajukan, juga tidak menjawab permintaan untuk berkomentar.
Adapun Vietnam menjadi magnet baru bagi perusahaan teknologi asing. Pada September 2024, SpaceX milik Elon Musk mengusulkan untuk menginvestasikan senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp22,7 triliun (asumsi kurs Rp15.183 per dolar AS) di Vietnam. Investasi jumbo itu terkait dengan layanan satelit Starlink dalam waktu dekat.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Wakil Presiden Senior untuk Bisnis Global Tim Hughes dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis To Lam.
Lam, yang mengunjungi AS untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan bahwa pemerintah Vietnam sedang meninjau proposal tersebut, menurut pernyataan di situs web Majelis Nasional negara itu. Sayangnya, tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.
Pemerintah Vietnam mengatakan tahun lalu SpaceX tertarik untuk menyediakan layanan satelit orbit bumi rendah (low earth orbit/LEO) kepada Vietnam. Namun awal tahun ini, Reuters melaporkan bahwa rencana-rencana itu ditunda.
Menurut pernyataan Vietnam, Lam mengatakan kepada Starlink milik Elon Musk, anak perusahaan SpaceX yang menggunakan ribuan satelit untuk menyediakan akses web, negara itu akan berkoordinasi dengan mitra domestik untuk menyelesaikan prosedur investasi.
Lam, yang bertemu dengan Presiden AS Joe Biden, juga mengadakan pertemuan dengan perusahaan besar, termasuk Boeing dan Meta Platforms.
Menurut pernyataan pemerintah, Wakil Presiden Google untuk urusan pemerintah dan kebijakan publik, Karan Bhatia, mengatakan kepada Lam bahwa perusahaan Silicon Valley mengharapkan untuk bekerja sama dengan Vietnam untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), komputasi awan (cloud), dan meningkatkan keamanan siber kolaborasi.
Mengutip Vietnam News, selama pertemuan, Lam berharap kelompok tersebut akan membantu Vietnam menanggapi bencana alam secara tepat waktu dan efektif. Pemerintah Vietnam memandang transformasi digital sebagai kekuatan pendorong penting di era baru.