Jadi Prioritas Pembangunan Nasional, Pengamat: AI Bisa Bantu Kualitas Kesehatan di Papua

Media Digital
Selasa, 20 Mei 2025 | 18:15 WIB
Foto: Jadi Prioritas Pembangunan Nasional, Pengamat: AI Bisa Bantu Kualitas Kesehatan di Papua
Foto: Jadi Prioritas Pembangunan Nasional, Pengamat: AI Bisa Bantu Kualitas Kesehatan di Papua
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat kesehatan menilai kehadiran kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mengatasi kesehatan di Papua, dengan mempercepat deteksi penyakit hingga membantu pelatihan dokter baru sehingga dapat memangkas kesenjangan jumlah tenaga kesehatan.

Diketahui, Wilayah Papua dihadapkan pada sejumlah permasalahan kesehatan menular seperti tuberklosis (TBC). Ada 6.444 kasus TBC sensitif obat ditemukan, namun diperkirakan total kasus mencapai 11.645. Hanya 53,6% pasien yang memulai pengobatan, dan penemuan kasus anak baru 42% dari target. Jauh di bawah target nasional yang mencapai 90%.

Pengamat Kesehatan sekaligus Pakar Global Health Security dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan TBC merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak ditemukan di Papua. Pemerintah diminta memperhatikan dengan sangat serius.

“Target TBC masih jauh dari target nasional. Dan ini menjadi tantangan besar sistem kesehatan di Papua,” kata Dicky, Selasa (20/5/2025).

Dicky menambahkan tantangan klasik yang berkontribusi terhadap permasalahan ini, sehingga tidak kunjung selesai, adalah akses ke pelayanan kesehatan. Dengan kondisi geografis dan akses jalan yang terjal, masyarakat kesulitan untuk menjangkau lokasi.

Di sisi lain, pemerataan tenaga kesehatan juga masih menjadi soal dalam perbaikan kualitas kesehatan di Papua.

“Ini berdampak pada deteksi secara dini dan pengelolaan penyakit tersebut,” kata Dicky.

Dia menambahkan stigma dan rendahnya kesadaran serta literasi terhadap kesehatan khususnya terhadap penyakit menular juga turut berpengaruh.

Peran AI

Dicky berpendapat bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) memungkinkan dan akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Papa

Terdapat beberapa hal yang dapat dioptimalkan dari AI untuk meningkatkan kualitas kesehatan di wilayah Timur Indonesia itu.

“Ada potensi besar dalam mendukung deteksi dini dan pemindaian, juga perencanaan dan distribusi pangan bergizi dan distribusi nutrisi, selain pelatihan digital,” kata Dicky.

Sekadar informasi, kesenjangan tenaga kesehatan terjadi di seluruh dunia, tidak hanya di Papua. AI membantu memangkas kesenjangan yang ada. World Economic Forum atau Forum Ekonomi Dunia melaporkan layanan kesehatan dunia diproyeksi kekurangan 11 juta tenaga kesehatan pada 2030, kecerdasan buatan (AI) muncul sebagai harapan untuk menjembatani kesenjangan tersebut dan merevolusi sistem kesehatan secara fundamental.

AI saat ini telah diterapkan di berbagai negara. Inggris mengembangkan perangkat lunak AI yang telah terbukti "dua kali lebih akurat" daripada profesional dalam menganalisis pindai otak pasien stroke.

Model machine learning AI baru yang dikembangkan oleh AstraZeneca mampu mendeteksi keberadaan penyakit tertentu bahkan sebelum pasien menyadari gejalanya.

Dengan menganalisis data medis dari 500.000 orang dari repository data kesehatan Inggris, AI ini dapat "memprediksi dengan keyakinan tinggi diagnosis penyakit bertahun-tahun kemudian," termasuk Alzheimer, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit ginjal.

Perusahaan teknologi Huawei memiliki Smart Screen berbasis AI yang dapat membantu mendianosis penyakit pasien. Teknologi ini juga dapat membantu proses pembelajaran bagi calon dokter.

Kembali ke Dicky, dia mengingatkan AI memang dapat membantu tetapi masih memiliki beberapa hambatan yang harus diselesaikan secara kolaboratif. Permasalah infrastruktur teknologi, ketersediaan jaringan hingga literasi digital, harus dilakukan penguatan.

“Teknologi ini butuh investasi, perangkat lunak dan keras, maupun SDM. Jadi meskipun AI memiliki potensi besar, tanpa ada pendekatan holistik termasuk peningkatan SDM, tidak akan berdampak,” kata Dicky.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper