Warga Indonesia Belum Percaya AI untuk Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumit

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 9 Juni 2025 | 11:02 WIB
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Indonesia enggan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang rumit menurut sebuah riset. AI digunakan untuk tujuan yang lebih sederhana.

Berdasarkan hasil survei Snapcart, sebanyak 43% responden di Indonesia mengaku sering menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence/AI pada April 2025. Kemudian, 41% responden jarang memakai AI. Di sisi lain, ada 16% responden yang menyatakan belum pernah menggunakan teknologi tersebut.

Menurut tujuan penggunaannya, sebanyak 43% responden menggunakan teknologi AI untuk membantu mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Masyarakat belum menggunakan teknologi ini untuk sesuatu yang lebih berat.  

“26% responden memanfaatkan AI untuk browsing dan/atau mencari data untuk penelitian dan hanya 14% responden menggunakan AI untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang rumit,” tulis laporan tersebut dilansir dari DataIndonesia, Senin (9/6/2025).

Riset Snapchart tidak mengungkap alasan AI belum dipercaya untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumit. 

Lebih lanjut riset juga mengungkap bahwa 9% responden yang memanfaatkan AI sebagai hiburan dan 6% responden memanfaatkannya sebagai teman untuk diajak bicara dan berbagi perasaan. Adapun, sebanyak 2% responden memanfaatkan AI untuk tujuan lainnya. 

ChatGPT Kalahkan META AI

Riset Snapcart juga mengungkap ChatGPT menjadi aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang paling sering digunakan oleh responden Indonesia. Sebanyak 71% responden mengaku rutin memanfaatkan ChatGPT dalam aktivitas sehari-hari mereka. 

Di posisi kedua, Meta AI digunakan oleh 52% responden, diikuti Capcut dengan 40%, Gemini 34%, dan Google Assistant 23%.

Data ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi AI di Indonesia semakin meluas, dengan ChatGPT mendominasi sebagai platform pilihan utama masyarakat. Sementara itu, aplikasi lain seperti Meta AI dan Capcut juga menunjukkan tingkat penggunaan yang cukup tinggi, menandakan minat masyarakat terhadap berbagai solusi AI yang dapat menunjang produktivitas dan kreativitas.

Sebelumnya, Microsoft melihat akan ada enam tren kecerdasan buatan (AI) yang akan terjadi pada 2025, dengan salah satu yang terkuat yaitu evolusi AI dalam mengubah cara kerja.

Executive Vice President of Business Development, Strategy and Ventures Microsoft, Chris Young menyampaikn AI telah membuat hal yang sebelumnya mustahil menjadi mungkin. 

Dalam satu tahun terakhir, pihaknya telah melihat banyak individu dan organisasi beralih dari eksperimen dengan AI, menuju adopsi yang lebih bermakna.

Dalam setahun terakhir saja, penggunaan AI generatif di antara pemimpin bisnis dan pengambil keputusan AI melonjak dari 55% menjadi 75%. Tools baru AI akan membawa potensi yang lebih besar lagi.

“Ini adalah awal dari transformasi besar tentang bagaimana teknologi ini akan mengubah hidup kita,” kata Chris.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper