Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang pusat data (data center), mencatatkan tingkat okupansi mendekati 90% untuk seluruh fasilitas yang saat ini dikelolanya.
CEO NeutraDC, Andreuw Th.A.F, mengatakan pihaknya menargetkan akan ada penambahan kapasitas operasional melalui pengembangan fasilitas baru hingga akhir tahun 2025. Dengan tambahan tersebut, total kapasitas yang siap beroperasi diproyeksikan mencapai 80 megawatt (MW).
“Hingga akhir 2025, kami memproyeksikan akan ada tambahan kapasitas operasional dari pengembangan fasilitas Data Center NeutraDC. Dengan demikian, kapasitas total yang akan beroperasi menjadi 80MW,” kata Andreuw kepada Bisnis pada Kamis (3/7/2025).
Andreuw menyoroti sebagian besar data center lokal di Indonesia masih berada dalam fase parsial atau belum terutilisasi secara maksimal. Menurutnya untuk mencapai utilisasi penuh dalam jangka pendek tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh penyedia layanan.
Namun dia memastikan NeutraDC tetap mampu menjaga performa yang kompetitif. Tingkat kekosongan (vacancy rate) perusahaan pun tercatat relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.
“NeutraDC masih mampu bersaing secara sehat di pasar dengan vacancy rate yang relatif lebih rendah, di bawah 30%,” kata Andreuw.
Untuk menjaga efisiensi dan kesinambungan operasional, dia bilang, NeutraDC menerapkan strategi presales yang berjalan paralel dengan proses pembangunan fasilitas. Dengan cara ini, menurutnya tingkat utilisasi dapat terjaga sejak awal operasional, sekaligus meminimalkan idle capacity.
Lebih lanjut, dia optimistis terhadap prospek bisnis data center nasional dalam lima tahun ke depan. Menurut Andreuw, proyeksi industri menunjukkan bahwa kebutuhan kapasitas data center di Indonesia akan tumbuh signifikan hingga mencapai 1,5 gigawatt (GW) pada 2030.
“Sekitar 30% dari permintaan ini akan didorong oleh kebutuhan komputasi berbasis AI, yang tentunya menjadi peluang besar bagi pemain lokal untuk terus tumbuh dan berinovasi,” tutupnya.
Berikut versi yang telah diperbaiki dan disusun secara rapi dari catatan Ketua IDPRO, Hendra Suryakusuma, mengenai tren peningkatan kapasitas data center di Indonesia:
Di sisi lain, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), Hendra Suryakusuma, mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam kapasitas data center nasional dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada 2016 total kapasitas masih berada di angka sekitar 52 megawatt (MW), sekarang diperkirakan angkanya sudah melampaui 360 MW.
“Kalau kita bicara compounded annual growth rate (CAGR), pertumbuhannya di atas 17% setiap tahunnya,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025).
Dia menambahkan, tren pertumbuhan ini makin terlihat sejak 2024 hingga pertengahan 2025, di mana terdapat puluhan proyek data center baru, baik dari segmen komersial maupun hyperscale.
Proyek-proyek tersebut diperkirakan akan menambah kapasitas ratusan megawatt ke dalam infrastruktur digital Indonesia.
Lebih lanjut, Hendra menjelaskan
data yang dihimpun IDPRO juga sejalan dengan catatan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengenai kebutuhan daya untuk mendukung proyek-proyek data center. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri data center nasional tidak hanya pesat, tetapi juga terencana dan terkoordinasi dengan baik dari sisi pasokan energi.
“Data ini juga line dengan data dari PLN. Artinya, memang dari 2024 sampai sekarang pertumbuhan pembangunan data center ini lumayan besar,” ujarnya.