Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi periklanan Indonesia, Digital Mediatama Maxima (DMMX) mengungkap kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering ke minimarket karena melihat iklan di media sosial.
Pada riset internal yang dilakukan DMMX, perilaku pengunjung ritel Indonesia cenderung melakukan pembelian impulsif, tetapi dengan waktu kunjungan hanya sekitar 5-15 menit.
Dalam riset itu juga disebutkan, masyarakat Indonesia mengunjungi minimarket lebih sering (3-5 kali/pekan) dibanding rata-rata global (1-3 kali/pekan).
“Konten multimedia serta media sosial juga jadi faktor yang mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk berbelanja,” jelas CEO DMMX, Budiasto Kusuma di Jakarta Rabu (6/8/2025).
Budiasto mengatakan untuk mendorong transaksi yang lebih deras, perusahaannya juga sudah menyiapkan strategi untuk menawarkan pengalaman smart retail bagi konsumen, dimulai dari ketika pengunjung mendatangi toko, mengeksplorasi, mengambil keputusan, hingga pada tahap pembayarannya.
DMMX berniat untuk mengonversi kunjungan online menjadi kunjungan langsung ke tempat, dengan cara menarik pelanggan lewat promosi, untuk nantinya ikut meningkatkan keterlibatan pelanggan dengan produk di dalam toko.
Contoh yang disebutkan adalah penggunaan rak belanja interaktif, yang akan menampilkan promosi sesuai produk apa yang sedang dipegang oleh pelanggan.
“Dari kunjungan toko, selanjutnya, kami ingin mengonversi ke dalam bentuk pembelian dan loyalitas. Ini juga sebagai bentuk memanfaatkan sifat ‘impulsif’ pelanggan Indonesia,” kata Budiasto.
Sementara itu, Head of Marketing Klik Indomaret Roger Tanaka mengatakan perusahaan telah mengaplikasikan omnichannel untuk menawarkan pengalaman berbelanja online yang dipersonalisasi.
Klik Indomaret memanfaatkan AI untuk mempelajari perilaku belanja pelanggannya, untuk kemudian menampilkan promosi yang sesuai di beranda aplikasi. Tidak hanya itu, fitur poin belanja pelanggan juga terintegrasi dalam satu akun yang sama dalam Indomaret Poinku.
“Pemanfaatan AI ini bukan sekedar transformasi digital, tetapi juga mampu meningkatkan pengalaman, loyalitas, dan retensi pelanggan terhadap Indomaret,” kata Roger soal dampak nyata omnichannel pada perusahaannya.
Roger juga mengakui, tetap terdapat sejumlah tantangan dalam menerapkan perubahan digital tersebut, seperti biaya investasi yang cukup tinggi, resistensi terhadap perubahan, keamanan data, dan juga kesenjangan teknologi misalnya terbatasnya akses internet di area tertentu.
Untuk mengatasi masalah kesenjangan teknologi, Indomaret menerapkan sistem untuk promosi aplikasi belanja online-nya di daerah sulit akses internet. Mereka tidak hanya sekedar mempromosikan, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang cara penggunaan aplikasi.
“Untuk keamanan data, kami juga selalu perkuat sisi IT, agar data tidak mudah diretas, dan juga memastikan kami hanya melacak data perilaku pelanggan, tidak sampai ke konfidensial,” jelas Kepala Marketing Klik Indomaret tersebut terkait keamanan data pelanggan. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)