TelkomSigma Bangun Pusat Data Seluas 20.000 M2

Sanjey Maltya, & Gloria Natalia Dolorosa
Kamis, 9 Oktober 2014 | 20:30 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--PT Sigma Cipta Caraka alias TelkomSigma, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, berencana membangun data center (pusat data) seluas 20.000 meter persegi pada 2015.

Hal ini untuk mendukung rencana perseroan menjadikan Indonesia sebagai hub yang mampu membawa trafik ke Amerika Serikat tanpa perantara.

Director of Data Center & Managed Services TelkomSigma Andreuw Th.A.F mengatakan saat ini perseroan telah mengelola pusat data seluas 3.000 meter persegi di kawasan Changi, Singapura. Secara keseluruhan, TelkomSigma kini mengelola 65.000 meter persegi pusat data.

Menurutnya, tujuan utama pembangunan pusat data di luar Indonesia sebagai bagian dari rencana InEx--International Expansion--induk usahanya (Telkom).

"Dengan adanya penempatan pusat data di luar negeri akan memberikan opsi baru bagi klien seperti MNC untuk mempertimbangkan basis multi-sites data center untuk mengimplementasikan teknologi baru seperti Always On yang notabene telah diterapkan oleh Telkom," ujar Andreuw kepada Bisnis, Kamis (9/10).

Namun demikian, rencana pembangunan pusat data di Singapura tersebut baru bisa direalisasikan tahun depan mengingat sulitnya menemukan lokasi yang layak dan strategis.

"Karena portofolio yang kami siapkan adalah pembangunan high-SLA [service level agreement] data center. Sehingga studi kelayakannya juga menilai pasokan listrik dari dua pembangkit yang berbeda dengan lokasi yang mudah dijangkau."

VP Public Relation Telkom mangatakan pembangunan pusat data di Singapura merupakan langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai hub di kawasan Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Serikat.

“Kira-kira pada 2016 Indonesia bisa jadi hub. Kita bisa membawa trafik sendiri ke Amerika Serikat secara langsung,” ucap Arif.

Dia menjelaskan, pembangunan pusat data di Singapura merupakan bagian dari proyek besar TLKM, yakni pembangunan kabel laut internasional sepanjang 15.000 kilometer antara Indonesia dan Amerika Serikat. Proyek yang ditarget rampung Desember 2016 ini menelan investasi hingga US$25 juta.

"Dana pembangunan pusat data pada tahun ini diambil dari alokasi belanja modal 2014 senilai total Rp20,5 triliun."

Untuk diketahui, sebelumnya Telkom telah memiliki lima pusat data tersebar di Surabaya, Sentul, Batam, Balikpapan dan Cikarang. Total luas pusat data hingga saat ini 35.000 meter persegi.

Badan usaha milik negara tersebut pasang target membangun pusat data sebesar 100.000 meter persegi yang terwujud pada 2015. Perseroan akan membangun pusat data di Kalimantan dan beberapa lokasi di Pulau Jawa. Bila pusat data di lokasi-lokasi tersebut terbangun, perseroan memiliki pusat data seluas 75.000 meter persegi.

Menilik sisi portofolio bisnis, lanjut Arif, Telkom membutuhkan mitra yang paham soal bisnis pusat data untuk mengelola Telkom Sigma karena bakal gencar ekspansi ke luar Indonesia.

Dengan entitas usahanya yang lain yakni PT Telekomunikasi International (Telin) Singapura dan Telkom Sigma, bersama mitra tertentu akan membangun pusat data tier empat yang kedua di Singapura.

Sebelumnya, TelkomSigma sudah mengelola pusat data di kawasan Changi, Singapura, seluas 3.000 meter persegi.

“Saat ini masih groundbreaking dan isi perangkat. Namun kami tidak kesulitan mendapat lahan di Singapura karena pengalaman kami yang sudah prudent dalam berbisnis,” kata Arif.

Dia menjelaskan, perseroan sudah bekerja sama dengan IBM hampir satu tahun belakangan ini. "Kami masih pikirkan kemitraan selanjutnya, bisa dalam bentuk perusahaan patungan atau merger and acquisition,” tutur Arif kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Bila kemitraan berlanjut, Telkom bakal mendivestasikan 20% kepemilikan sahamnya di Telkom Sigma kepada mitra tersebut. Per Juni 2014, Telkom memiliki 100% saham di TelkomSigma lewat PT Multimedia Nusantara (Metra). Telkom Sigma yang bergerak di bidang solusi bisnis information technology (IT) itu beraset Rp2 triliun.

Sebelumnya,  Direktur Utama TLKM Arief Yahya mengatakan ada beberapa opsi untuk mendivestasikan sebagian kepemilikan saham TLKM dalam Telkom Sigma. Selain penawaran umum saham perdana (initial public offering/ IPO), solusi lain yakni backdoor listing dan sell company.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper