Bisnis.com, JAKARTA-Budi Karya Sumadi resmi menggantikan Tri S. Sunoko sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero). Budi Karya sempat dicalonkan sebagai menteri oleh Presiden Joko Widodo, dan pernah menjadi bos BUMD Jakarta.
Sesaat setelah dirinya ditunjuk sebagai bos AP II oleh Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, Kamis (15/1/2014), Budi mengungkapkan mimpinya untuk menjadikan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbaik ke-2 Asean dan ingin membuat bandara itu sebagai smile airport.
Budi sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Pria yang lahir di Palembang, Sumatra Selatan, pada 18 Desember 1956 memulai karirnya 1982 sebagai Arsitek Perencana pada Departemen Real Estate PT Pembangunan Jaya, dan sebagai Arsitek Perancang pada 1982.
Budi Karya dinilai telah berhasil memegang sejumlah mega proyek Ibukota Jakarta, di antaranya revitalisasi taman kota waduk pluit dan waduk Ria-Rio, penyelesaian rusunawa di Marunda, serta proyek electronic road pricing (ERP).
Sebelumnya, Budi yang merupakan lulusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada adalah pernah menjabat sebagai Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. dan PT Taman Impian Jaya Ancol yang mempunyai visi revolusioner yang ingin "Jakarta sebagai Tujuan Wisata Handal & Menjadi Perusahaan Rekreasi Terbesar dan Terbaik di Asia Tenggara".
Selain Budi, Rini Soemarno juga mengangkat lima direksi baru AP II antara lain Direktur Faik Fahmi, Direktur Djoko Murjatmodjo, Direktur Ituk Herariandri, Direktur Daan Achmad, dan Direktur Andra Y. Agussalam.
Berikut petikan wawancara Bisnis.com dan sejumlah media lain, bersama Budi Karya Sumadi:
Bagaimana rencana ke depan sebagai Dirut baru AP II?
Ini memang satu tugas yang tidak ringan, jadi kita bersama-sama dengan direksi dan komisaris akan berbuat yang terbaik. Ada rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Apa rencana jangka pendek untuk AP II?
Kita punya keinginan agar kalau orang ke bandara setelah pulang dari bandara dia tersenyum, kita katakan itu smile airport. Tentunya banyak konsekuensi yang harus kita lakukan jangka pendek. Bu Ituk pengalaman di KAI, Pak Joko pengalaman di regulator sangat membantu, belum lagi teman-teman yang dari Garuda Indonesia.
Apa target awal yang ingin dicapai?
Akan pertama kali tentu pelayanan yang akan kita selesaikan. Kita akan menjadikan satu case penyelesaian di terminal 1, dimana kita ingin memberikan rasa aman bagi pengunjung yang akan hadir dan akan datang. Kalau kita bicara rasa aman, berarti kita akan menertibkan taksi gelap, calo dan sebagainya. Taksi gelap paling jelek kita daftar. Apabila rasa aman terjadi dengan baik dan kita akan memulai dengan sesuatu yang tidak besar tetapi cepat, mudah-mudahan akan kita delivery dengan cepat.
Kemudian untuk internal AP II?
Kedua, jangka pendek kita juga akan memberikan semangat baru bagi teman-teman di AP II. Kita tahu dengan kenaikan jumlah pengunjung yang luar biasa membuat teman-teman di AP II itu letih. jadi kita harus memberikan cara baru, semangat baru agar mereka atau teman-teman mempunyai semangat melayani. Apabila semangat melayani ini sudah semakin baik, maka Insya Allah program-program kita berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan bisa dilakukan dengan baik.
Target jangka menengah?
Jangka menengah seperti yang teman-teman sampaikan. Tentang terminal 3 itu jadi prioritas. Tapi tidak kalah pentingnya adalah tentang konektivitas antara Jakarta dan bandara itu menjadi satu perhatian. Kita akan bekerjasama dengan KAI untuk memperbaiki kereta api yang sekarang menuju bandara dan kita akan hubungkan dengan bandara.
Selain KA bandara, ada target lain?
Kita akan tingkatkan Damri dan bus-bus, kita point to point dari mall menuju bandara. Sehingga pengunjung atau penumpang yang akan ke bandara Soeta tidak saja menggunakan Damri tetapi mempunyai pilihan kereta api dan bis.
Konsentrasi di Jakarta, bagaimana dengan daerah lain?
Memang jangka pendek dan menengah itu menjadi steching di Jakarta. Tapi kita tahu Soeta ini mendapatkan tekanan yang luar biasa terhadap layanan karena pengunjungnya banyak. Tentang bandara yang lain tentunya akan mengikuti format yang sudah kita tetapkan seperti yang disampaikan pak menteri tadi. Kita harus meningkatkan pelayanan dan keamanan dan itu besok rencananya akan serah terima dengan direksi yang lama. Mulai sabtu kita akan mulai bekerja di Soeta dulu.
Menghadapi Asian Opensky, dapatkah AP II bersaing menjadi bandara kelas dunia?
Pasti, kalau kita lihat sekarang itu ironis. Kita itu mungkin tidak bisa menyamai yang lain kalau lihat di Bangkok, Singapura dan malaysia, bahkan Singapura itu bandara nomor dua dunia. Tentunya kita punya visi untuk menjadikan paling tidak nomor dua di Asean. Menurut hemat kami dengan potensi penumpang dan airlines yang menghasilkan income, tentunya pendapatan itu bisa kita kembalikan lagi dalam bentuk sarana dan prasarana pelayanan yang ada.
Berapa lama target menjadi terbaik kedua Asean?
Tiga tahun. Investasi Alhamdulillah terminal 3 sudah jalan. Kita terima kasih kepada direksi yang lama sudah memulai moderniasasi dan layanan ini akan menjadi PR bagi kita untuk menampilkan terminal 3 ini benar-benar melayani, benar-benar memberikan rasa aman dan terminal 3 harus memberikan karakter Indonesia.