Kaspersky: Ini Prediksi Tren Kejahatan Siber 2016

Sholahuddin Al Ayyubi
Minggu, 3 Januari 2016 | 14:58 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Vendor pengamanan IT global, Kaspersky memprediksi sepanjang 2016 tren kejahatan siber akan semakin berbahaya karena Advanced Persistent Threats (APT) akan menghilang kemudian digantikan oleh ancaman yang lebih berbahaya dan sulit untuk terdeteksi.

Juan Andres Guerrero Saade, Senior Security Expert Global Research and Analysis Team Kaspersky Lab mengungkapkan ancaman penjahat siber sepanjang 2016 akan tetap muncul, namun konsep Advanced dan Persistent akan hilang untuk mengurangi jejak yang tertinggal di dalam sistem yang telah terinfeksi. Menurutnya, Para penjahat siber juga akan lebih mengandalkan off-the-shelf malware untuk meminimalkan biaya yang harus mereka keluarkan.

“Pada tahun 2016, APT akan menghilang dan digantikan oleh ancaman yang lebih berbahaya lagi dan bahkan semakin sulit untuk dideteksi dan ditelusuri kembali ke asal muasal pelaku dari serangan tersebut,” tutur Andres dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (3/1/2016).

Selain itu, Andres juga mengemukakan ancaman penjahat siber terhadap berbagai produk smartv atau mesin penjual kopi dan perlengkapan Internet of Thing (IoT) lainnya juga sudah mulai bermunculan dan menyebar di Indonesia. Menurut Andres, penjahat siber akan menggunakan ransomware dan trojan perbankan untuk menyusupkan malware untuk mengambil alih berbagai perlengkapan IoT.

“Penggunaan Trojan perbankan diprediksi akan semakin meluas ke area yang baru seperti perangkat OS X, dimana perangkat ini kebanyakan dimiliki para target yang dianggap kaya sehingga akan lebih menguntungkan penjahat siber. Selain itu perangkat mobile dan Internet-of-Things juga dijadikan target,” katanya.

Andres menjelaskan para penjahat siber saat ini juga memiliki target baru yaitu menyerang berbagai sistem pembayaran alternatif seperti ApplePay dan AndroidPay serta bursa saham. Selain itu, tidak sedikit penjahat siber yang melakukan kejahatan dengan cara membocorkan kehidupan pribadi seseorang untuk kemudian dilakukan tindak pidana pemerasan terhadap korbannya.

Andres mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menggunakan data dan internet sehinggga para penjahat siber tidak mudah melakukan menyusupan dan mengambil keuntungan tertentu dari aktivitas penyusupan yang dilakukannya.

“Dengan banyaknya para pemain baru, sebuah industri outsourcing yang rumit juga mulai bermunculan untuk memenuhi permintaan jenis malware baru dan bahkan untuk melakukan keseluruhan aksi serangan. Hal ini menimbulkan skema baru yaitu Access-as-a-Service, yaitu menawarkan akses ke target yang telah terinfeksi kepada penawar tertinggi." Katanya.

Andres mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menggunakan data dan internet sehinggga para penjahat siber tidak mudah melakukan menyusupan dan mengambil keuntungan tertentu dari aktivitas penyusupan yang dilakukannya.
 
“Dengan banyaknya para pemain baru, sebuah industri outsourcing yang rumit juga mulai bermunculan untuk memenuhi permintaan jenis malware baru dan bahkan untuk melakukan keseluruhan aksi serangan. Hal ini menimbulkan skema baru yaitu Access-as-a-Service, yaitu menawarkan akses ke target yang telah terinfeksi kepada penawar tertinggi." Katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper