Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi kenamaan asal Amerika Serikat (AS), Microsoft memberhentikan sekitar 9.000 orang dari tenaga kerjanya pada Rabu (02/07/25).
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini disebabkan oleh upaya Microsoft dalam mengendalikan biaya di tengah investasi besar-besaran mereka dalam infrastruktur kecerdasan buatan (AI).
Putaran PHK terbaru ini akan mencakup fokus pengurangan jumlah manajer antara eksekutif puncak dan kontributor individu.
“Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk menempatkan perusahaan dan tim pada posisi terbaik untuk meraih kesuksesan pasar yang dinamis” Kata seorang juru bicara Microsoft melalui email, dikutip dari crn.com.
Perusahaan pembuat Windows itu telah menjanjikan belanja modal sebesar US$80 miliar atau sekitar Rp1,3 triliun (kurs saat ini) pada tahun ini.
Namun, biaya untuk meningkatkan infrastruktur AI yang melonjak menjadi kendala sehingga membebani marginnya, dengan margin cloud pada kuartal juni yang diperkirakan menyusut dari tahun lalu.
Kepala Keuangan Microsoft, Amy Hood dilansir CBS News mengatakan, bahwa pemutusan hubungan kerja yang sebelumnya sempat dilakukan juga pada Mei dan Juni lalu dimaksudkan untuk meratakan organisasi “dengan mengurangi lapisan dengan jumlah manajer yang lebih sedikit”.
Dilansir Reuters, dalam laporan terpisah, divisi King milik Microsoft yang berkantor pusat di Barcelona, yang membuat seri game Candy Crush juga melakukan PHK terhadap 10% dari jumlah stafnya atau sekitar 200 pekerjaan.
Pada intinya, divisi game Microsoft memang terdampak PHK meski bukan mayoritas unitnya, dan pihak mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Gelombang PHK pun ternyata juga diumumkan oleh sejumlah perusahaan pesaing, yang juga berinvestasi besar dalam AI.
Meta, selaku induk perusahaan Facebook memangkas sekitar 5% jumlah pekerja pada awal tahun, sementara itu, Google juga sudah memberhentikan ratusan karyawan tahun lalu.
Perusahaan milik Jeff Bezos, Amazon juga telah memangkas jumlah karyawan di degmen bisnisnya, termasuk di divisi buku. Padahal, Amazon sebelumnya juga telah memberhentikan karyawan di unit perangkat dan layanan, serta staf komunikasi.
Meskipun belum diketahui apakah di masa mendatang gelombang PHK akan terus berlangsung, tetapi faktanya, pada bulan Maret lalu, Microsoft telah melaporkan laba bersih hampir sebesar US$26 Miliar atau sekitar Rp422 triliun (kurs: Rp16.000), serta pendapatan lebih dari US$70 miliar atau sekitar Rp1,1 triliun (kur: Rp16.000).
Laba dan pendapatan pada Maret tersebut menjadikan Microsoft sebagai perusahaan paling menguntungkan, menurut FactSet. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)