Usai Lego 2.500 Menara, Tahun Ini XL Berpeluang Cicipi Keuntungan

Yusuf Waluyo Jati
Kamis, 17 Maret 2016 | 11:39 WIB
XL Axiata./Ilustrasi-JIBI Photo
XL Axiata./Ilustrasi-JIBI Photo
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA  – Fundamental keuangan PT XL Axiata Tbk (XL) diprediksi kembali sehat pascaproses monetisasi sekitar 2.000-2.500 menara pada semester I/2016.


“Tujuan utama monetisasi menara ini untuk mengurangi utang. Kalau sukses tentunya fundamental dari XL makin sehat,” ucap Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (17/3/2016).

Menurutnya, perseroan pada tahun ini ingin menekan jumlah utang hingga sebesar Rp13,29 triliun. Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp10,8 triliun. Rencananya, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal.

“Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara. Ini aksi korporasi masing-masing independen dan tengah berjalan,” jelasnya.

Dia menambahkan jika semua berjalan mulus dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil, bisa jadi pada tahun ini XL mencicipi keuntungan. “Kita sudah lakukan hedging. Kalau semua normal, kita untung tahun ini,” katanya.

Sebelumnya, tender menara tahap II yang tengah dilakukan XL Axiata dikabarkan tak hanya menyajikan persaingan antarpemain lokal, tetapi perusahaan asing pun ikut bersaing.

Masuknya pemain asing tak bisa dilepaskan dengan isu perubahan dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) bisnis menara yang belum diputus pemerintah.

Kabarnya,  Kementerian Komunikasi dan Informatika mengizinkan perusahaan asing masuk ke bidang usaha menara telekomunikasi dengan kepemilikan 49% pada 2017. 

Adapun dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 39/2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, pemerintah masih menutup kesempatan investor asing masuk dalam bisnis menara dengan hanya mengizinkan investor lokal menguasai 100% saham perusahaan menara.

Usulan DNI memang telah masuk ke Presiden sejak Februari 2016, tetapi Peraturan Presiden belum keluar. “Kalau peserta sudah ambil dokumen dan belum ada yang mundur. Kami ada Non Disclosure Agreement (NDA) dengan semua peserta. Nama peserta tender saja tak boleh kami buka,” katanya.

Adlan menjelaskan dalam melepas menara perseroan tak hanya menjadi pembeli, tetapi mitra yang ideal, sehat, dan kuat. “Kita ini bukan jual putus. Itu menara kan di-lease back. Jadi cari partner yang ada nilai tambah,” ucapnya.

Sementara itu, kajian dari analis Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza  mengkalkulasi jika XL melepas 2.500 menara dengan nilai sekitar Rp1,6 miliar setiap menara akan ada dana segar masuk sekitar Rp4 triliun.

“Ini akan signifikan membantu fundamental keuangan perseroan tetapi ada resiko penurunan pendapatan di sewa menara serta naiknya biaya jaringan,” katanya.

Bahana memperkirakan XL pada 2016 akan memiliki pendapatan sekitar Rp 24,2 triliun dengan keuntungan Rp449 miliar. XL diperkirakan bisa memiliki 43,298 juta pelanggan dengan average revenue per user (ARPU) sekitar Rp41.000 sepanjang 2016.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper