Bisnis.com, TANGSEL - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mulai melakukan pembangunan iradiator gamma Serbaguna di kawasan Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek).
Fasilitas yang dibangun senilai Rp96 miliar tersebut akan dimanfaatkan untuk berbagai bidang termasuk untuk pengawetan makanan yang dapat menambah nilai tambah dari produk makanan.
Pembangunan iridiator gamma ditargetkan rampung pada 2018 dan mampu manjadi energi alternatif untuk masa depan.“"Ini tantangan bagi kepala BATAN bagaimana bisa menjadikan nuklir energi masa depan meski bukan pilihan terakhir tapi alternatif," kata Menristek Dikti Muhammad Nasir, mengutip keterangan resminya, Kamis (31/3/2016).
Meskipun sudah menggunakan 80% komponen dalam negeri dan sisanya berasal dari luar negeri, dirinya berharap ke depan hal ini bisa menjadi motivasi bagi peneliti bagaimana menciptakan sumberdaya sendiri.
“Penting ke depannya dapat menciptakan sumbernya sendiri. Indonesia memiliki banyak insinyur,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Batan Djarot Wisnubroto mengungkapkan iradiator di Indonesia masih sangat sedikit jika dibandingkan di negara lain.
Bahkan, dirinya menyatakan negara tetangga Malaysia sudah menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya untuk membangun fasilitas tersebut di Indonesia. "Iradiator di Indonesia ada tiga yakni dua milik Batan, sedangkan satu lagi dimiliki asing yang berlokasi di Cikarang.”
Iradiator gamma yang dibangun di Batan diharapkan dapat dikenal luas mayarakat Tangsel, terutama lingkungan sekitar dan pelaku usaha sehingga bisa menjadi .
"Jika tidak menggunakan iradiator dampaknya akan berpengaruh pada kerugian pelaku usaha. Kerugian bisa mencapai 40% bahan baku makanan yang bisa cepat busuk," paparnya.