Perusahaan Teknologi Raksasa Oracle PHK Ratusan Karyawan Gegara AI

Ni Luh Anggela
Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:12 WIB
Logo Oracle di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat pada Selasa (11/3/2025). / Bloomberg-Michael Nagle
Logo Oracle di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat pada Selasa (11/3/2025). / Bloomberg-Michael Nagle
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi multinasional Amerika yang berkantor pusat di Austin, Texas, Oracle Corp. melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah pegawainya di divisi cloud. Langkah ini guna mengendalikan anggaran di tengah pengeluaran besar-besaran untuk infrastruktur AI.

Laporan Bloomberg menyebut, para pekerja yang terdampak telah diinfokan pekan ini bahwa peran mereka dihilangkan, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

“Beberapa pengurangan tersebut terkait dengan masalah kinerja, dan unit tersebut terus melakukan perekrutan,” kata dua orang tersebut, melansir Bloomberg, Minggu (17/8/2025).

Menurut kedua orang itu, lebih dari 150 pekerjaan dipangkas di wilayah Seattle, yang secara tradisional merupakan pusat unit tersebut.

Pada tahun lalu, perusahaan mengatakan akan memindahkan kantor pusatnya ke Nashville, dan perusahaan saat ini memiliki lebih banyak pekerjaan yang terdaftar di Tennessee daripada negara bagian lainnya.

Juru bicara Oracle tidak menanggapi beberapa permintaan komentar. Cakupan pengurangan secara keseluruhan belum dapat dipastikan.

Pemangkasan secara keseluruhan pertama kali dilaporkan oleh DatacenterDynamics, sebuah publikasi berita industri.

Banyak raksasa teknologi telah berupaya mengatasi lonjakan biaya AI dengan mengurangi pengeluaran di bagian lain bisnis. Microsoft Corp misalnya, telah memangkas sekitar 15.000 pekerjaan tahun ini.

Selain itu, perusahaan teknologi raksasa lainnya yakni Amazon.com Inc. dan Meta Platforms Inc. juga telah memangkas pekerjaan.

Saham Oracle mendekati titik tertinggi sepanjang masa berkat momentum di unit cloud-nya. Bulan lalu, perusahaan ini menandatangani kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan OpenAI untuk sekitar 4,5 gigawatt daya pusat data di AS.

Namun, perusahaan tersebut harus menanggung biaya puluhan miliar dolar untuk membangun server farm yang semakin besar guna memenuhi permintaan.

Dalam pengajuan Juni 2025, Oracle mengatakan bahwa pihaknya secara berkala membuat perubahan pada tenaga kerjanya karena perubahan strategi, reorganisasi atau masalah kinerja.

“Restrukturisasi semacam ini telah mengakibatkan, dan mungkin di masa mendatang, peningkatan biaya restrukturisasi dan penurunan produktivitas sementara sementara karyawan beradaptasi dengan restrukturisasi,” jelas perusahaan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami