Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar pengguna ponsel dewasa ini berinteraksi lewat layarnya, baik untuk melihat keluaran ataupun memberi masukan. Oleh karena itu, sangat disarankan calon pengguna ponsel untuk menilik lebih jauh mutu layar yang digunakan.
Cara paling pasti buat mengetahui mutu layar ponsel ini jelas adalah dengan melihat langsung. Namun ketika melakukan riset atau membaca review, Anda juga bisa memperkirakan kualitas komponen yang digunakan, termasuk layar ponsel.
Mari kita tinjau beberapa istilah dan teknologi yang digunakan ketika membahas layar peranti genggam tersebut RESOLUSI Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk memperkirakan kualitas layar adalah resolusinya.
Istilah ini biasanya menunjukkan berapa banyak piksel (picture element) yang dapat ditampung oleh layar. Secara umum, semakin tinggi resolusinya, semakin baik pula kualitasnya.
Cara yang paling umum dalam menyebutkan resolusi biasanya adalah banyaknya piksel (titik yang membentuk gambar di layar) dalam panjang kali lebar atau sebaliknya.
Sebagai contoh, Nokia Lumia 520 memiliki resolusi 800x480 piksel. Kecenderungan baru akhir-akhir ini adalah menggunakan istilah seperti HD (high definition), Full HD, dan seterusnya. Ini lebih cenderung merupakan istilah pemasaran, dan agak membingungkan bila kita ingin tahu resolusi persisnya.
Kebanyakan layar ponsel kelas menengah saat ini sudah memiliki resolusi HD (1280x720 piksel), sedangkan ponsel kelas atas mungkin sudah memiliki resolusi Full HD (1920x1080 piksel) atau bahkan Quad HD ( 2560x1440 piksel).
Bila Anda membandingkan resolusi layar ponsel ini dengan resolusi layar peranti yang lebih besar, bisa dilihat bahwa beberapa ponsel memiliki lebih banyak piksel.
Sebagai contoh komputer jinjing saat ini masih jarang yang memiliki resolusi layar di atas 1366 x 768 piksel, sementara cukup banyak model ponsel pintar yang memiliki layar Full HD.
Konsep lain yang juga perlu diperhatikan adalah kerapatan piksel. Biasanya ini diberikan dalam ukuran pixel per inch (ppi). Secara umum, semakin rapat piksel yang berada dalam layar, semakin sulit melihat titik-titik tunggal yang membentuk gambar di layar.
Akibatnya tampilan layar akan terlihat lebih tajam. Tapi sejauh apakah kerapatan piksel yang optimal?
Apple tampaknya menemukan bahwa pada angka 330 ppi, manusia tidak bisa lagi melihat piksel di layar. Inilah yang mendorong penggunaan resolusi 960 x 640 piksel pada iPhone 4, yang memiliki layar berukuran 3,5 inci.
Pesaingnya, LG, berargumen bahwa untuk menyaingi kualitas tampilan cetak yang paling prima, layar harus memiliki kerapatan piksel 538 ppi. Ini bisa dicapai pada layar 5,5 inci dan resolusi Quad HD.
LCD VS AMOLED Layar kristal cair atau LCD sudah lama digunakan sebelum ponsel pintar modern muncul. Sebelumnya LCD biasa digunakan pada komputer jinjing, menggantikan teknologi CRT (cathode ray tube) sebelumnya.
LCD memungkinkan layar datar yang kompak, serta konsumsi daya yang lebih rendah, dua hal yang sangat membantu desain komputasi portabel. Namun di sisi lain dibandingkan CRT, ada beberapa masalah baru yang ditemukan, seperti waktu respons layar yang lebih lama. Layar LCD juga biasanya lebih jelas bila dilihat tegak lurus.
Teknologi IPS (In-Plane Switching) LCD lebih baik dalam mengatasi masalah yang sebelumnya ditemukan pada layar LCD biasa. Namun IPS LCD lebih boros listrik, serta biasanya lebih tebal.
OLED (organic light emitting diode) adalah jenis teknologi lain yang mulai banyak digunakan pada ponsel. Teknologi ini menggunakan senyawa organik yang menyala ketika dialiri listrik. OLED (dan versi yang lebih maju seperti AMOLED) pada umumnya lebih hemat listrik, memiliki warna kontras yang lebih baik.
Layar OLED juga bisa dibikin lebih tipis dibandingkan IPS LCD. Tentunya kelebihan dan kekurangan masing-masing teknologi layar itu sering bisa diimbangi oleh hal-hal lain, seperti kualitas proses pembuatan atau komponen lain. Jadi tidak ada salahnya sebelum membeli Anda juga memperhatikan masalah layar tersebut.