Dirut PT Aneka Tambang (Persero) Tbk., Arie Prabowo Ariotedjo: Ini Adalah Tahun Pemulihan

Thomas Mola & Lukas Hendra
Senin, 7 Agustus 2017 | 09:11 WIB
Model memerlihatkan aneka ukuran emas yang dijual di gerai layanan penjualan emas Aneka Tambang (Antam), di Kantor Pos Malang, Jawa Timur, Senin (6/2)./Antara-Ari Bowo Sucipto
Model memerlihatkan aneka ukuran emas yang dijual di gerai layanan penjualan emas Aneka Tambang (Antam), di Kantor Pos Malang, Jawa Timur, Senin (6/2)./Antara-Ari Bowo Sucipto
Bagikan

Berarti emas masih jadi yang utama saat ini, feronikel seperti apa?

Saat ini emas 70%, feronikel tidak bisa sesaat karena proyek masih on going. Yang baru selesai di Pomala 2016. Kami sedang bikin di Halmahera Timur yang kapasitanya 13.500 ton. Pemancangan perdana pada April [2017].Rencananya, commissioning pada akhir tahun depan. Baru beroperasi pertengahan 2019. Jadi kalau ekspektasi ada penambahan income itu baru pada 2019.

Artinya, sampai dengan akhir 2018 atau pertengahan 2019, kami terbentur dengan apa yang ada sekarang. Dari segi downstream, kami ada yang namanya feronikel dan chemical grade alumina (CGA). CGA ini, partner men-declare akan exit. Sementara ini kami memang setop produksi di sana karena sekian tahun proyek ini tidak memberikan kontribusi positif.

Bagaimana respons Anda melihat kondisi tersebut?

Waktu saya masuk, ini saya evaluasi. Kalau negatif terus buat apa. Kami melakukan renegosisasi dengan partner supaya proyek ini memberikan andil positif untuk kinerja keuangannya. Namum mereka memutuskan mau keluar saja.

Opsinya mereka mencari penggantinya atau menjual ke Antam, atau Antam mencari strategic partner lain. Jadi ada tiga opsi tapi mereka tidak hengkang karena sebagai pemegang saham mereka masih memiliki kewajiban.

Proyek lain seperti SGA bagaimana?

SGA (smelter grade alumina) ini proyek yang rencananya berkolaborasi dengan Inalum. BUMN untuk Negeri. Porsinya 60% Inalum, 40% Antam. Antam memiliki cadangan bauksit di Mempawah.

Inalum akan mengambil alumina untuk kebutuhan di Asahan. Sekarang kami sedang dalam pembicaraan dengan strategic partner dari China. Mereka yang punya teknologi dan kami harapkan membawa finance juga. Cuma ini masih dalam finalisasi. Next step ialah studi kelayakan.

Saya ingin menggarisbawahi, kalau ini dijalankan, harus layak. Jangan sampai kejadian proyek mangkrak. Jangan sampai ini kejadian di SGA atau proyek ke depan. Harus ada kebijakan kalau kita sudah komit, harus kita jalankan. Jangan sampai nanti akhirnya ditinggalkan.

Ini tantangan di semua sektor komoditas yang harganya fluktuatif, Permasalahannya kalau tidak mulai sekarang kapan lagi? Kalau nunggu harga naik baru bangun bisa-bisa saat proyek itu jadi harga malah turun.

Produksi emas semakin kecil, bakal akuisisi IUP-IUP?

Untuk emas, kita meningkatkan trading emas tapi kan margin tipis. Kita juga ada kerja sama untuk membangun anoda slime dengan PT Smelting. Proyek ini dalam tahap pengujian. Diharapkan secepatnya bisa dimulai. Menunggu feasibility study. Ini akan meningkatkan produksi emas.

Kalau cadangan, kami harapkan dari eksplorasi tadi. Selain itu, juga ada opsi inaorganik dengan mengakuisisi beberapa aset. Cuma kembali lagi, dalam mengakuisisi, kondisi keuangan kurang begitu sehat. Dalam rencana akuisisi ini, kami harus bersinergi dengan pihak lain, BUMN tambang lainnya.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Bisnis Indonesia
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper