Bisnis,com, JAKARTA — Kebutuhan Hutchison 3 Indonesia atas frekuensi tambahan dinilai paling mendesak dibandingkan dengan operator telekomunikasi lain. Perusahaan asal Australia tersebut sulit berkompetisi tanpa blok tambahan.
Analis Yuanta Securities Lucky Ariesandi mengatakan Hutchison 3 Indonesia adalah operator telekomunikasi yang paling sempit spektrumnya.
Seleksi lelang frekuensi 2.100 MHz dan 2.300 MHz yang digelar oleh pemerintah merupakan momentum yang tepat untuk Hutchison 3 meningkatkan kinerja bisnis lewat ekspansi layanan data.
Baca Juga Geo Cepu Akhirnya Pailit |
---|
"Kami percaya bahwa ini akan menjadi saat yang tepat untuk Hutchison karena mungkin tidak dapat bersaing lebih lama lagi tanpa mempersempit kesenjangan spektrum," tuturnya di Jakarta, Senin (2/10).
Operator berikutnya yang paling membutuhkan spektrum tambahan, menurut Lucky, adalah PT Indosat Tbk. Indosat Ooredoo membutuhkan spetrum tambahan untuk menunjang strateginya yang fokus pada layanan data dan keterbatasan kapasitasnya di beberapa kota besar.
Dia menilai tingkat kebutuhan PT XL Axiata Tbk. atas spektrum tambahan tidak sebesar Indosat. Alasannya, frekuensi milik XL Axiata tidak terlalu padat karena perusahaan tersebut banyak berinvestasi membangun base transceiver station untuk data.
"Di antara operator utama, kami percaya bahwa Tsel [PT Telekomunikasi Seleluar] tidak terlalu membutuhkan [frekuensi tambahan] karena memiliki kemampuan finansial untuk menambah kapasitas lewat cell densification dan bisa melemparkan beban ke jaringan tetap milik Telkom,” kata Lucky.
Selain itu, menurutnya Smartfren juga masih membutuhkan tambahan spektrum, tetapi tidak terlalu besar karena jumlah penggunanya juga tidak terlalu banyak.
"Smartfren dengan basis pengguna yang kecil dan lebar spektrumnya memiliki kebutuhan paling sedikit untuk mendapatkan spektrum tambahan," ujarnya.