Cetak Foto Masih Populer, Fujifilm Incar Pertumbuhan 50% dalam 3 Tahun

Dhiany Nadya Utami
Rabu, 11 April 2018 | 07:37 WIB
Manajemen Fujifilm Indonesia berdiskusi dengan redaksi Bisnis Indonesia/Ratna Ariyanti
Manajemen Fujifilm Indonesia berdiskusi dengan redaksi Bisnis Indonesia/Ratna Ariyanti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Fujifilm Indonesia menargetkan pertumbuhan hingga 50% dalam 3 tahun melalui lini pencitraan digital (digital imaging) yang mencakup mesin pencetak foto, kertas foto, dan kamera Instax. Ini merupakan target jangka menengah Fuji di Indonesia sejak 2016 dan diharapkan tercapai pada tahun depan.

Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesa Noriyuki Kawakubo menyatakan bisnis pencitraan foto atau photo imaging masih punya peluang yang besar meskipun tren digital terus naik.

Imaging bukan bisnis yang menuju senjakala. Kami yakin masih banyak kesempatan di bisnis ini,” ujar Kawakubo saat presentasi dalam acara Fujifilm Fair 2018.

Bisnis photo imaging sempat diprediksi tak akan membaik akibat tren digitalisasi yang terus meningkat. Kawakubo menuturkan permintaan negatif film dalam belasan tahun terakhir merosot drastis. Padahal, produk negatif film sempat menjadi salah satu penyumbang terbesar dari total pendapatan perusahaan asal Jepang ini.

“Pada 2000, lebih dari 50% bisnis kami terkait dengan photo imaging. Dari negatif film sendiri bisa menguasai sekitar 19%,” cerita Kawakubo.

Hal tersebut membuat Fujifilm akhirnya menghentikan produksi film negatif dan kertas foto monokrom mulai tahun ini. Hal tersebut dilakukan untuk menekan biaya produksi yang tidak seimbang dengan pemasukan yang didapat.

Berkebalikan dengan negatif film, Kawakubo menilai permintaan akan cetak foto di Indonesia dan Asia masih sangat bagus. Ini membuat Fujifilm masih akan berinvestasi di lini ini untuk beberapa tahun ke depan dan menjadikannya senjata andalan di lini photo imaging.

Adapun, salah satu strategi Fujifilm untuk mencapai target pertumbuhannya adalah dengan menggenjot penjualan kamera instan hybrid yakni seri Instax Square. Kamera ini dapat menghasilkan gambar digital sekaligus gambar cetak instan.

“Kami mencoba untuk mendorong masyarakat untuk menggunakan produk ini, di samping [produk Instax] yang telah ada,” kata Kawakubo.

Lebih lanjut Kawakubo menyebut untuk kamera Instax, Fujifilm masih satu-satunya pemain yang ada di pasar domestik. Adanya peningkatan penggunaan Instax juga berimbas pada kenaikan permintaan kertas foto yang signifikan.

Dia mengklaim saat ini Fuji menguasai hingga 80% dari pasar cetak foto termasuk mesin cetak dan kertas foto. Fujifilm menguatkan dominasinya dengan meluncurkan mesin cetak foto instan mini dari seri Instax.

Selain itu, Fujifilm akan menggalakkan bisnis cetak foto lainnya lewat Wonder Photo Shop (WPS). Anak perusahaan Fujifilm Holdings ini bekerja sama dengan mall untuk membuat gerai cetak foto digital tersebut.

“Tahun ini kita akan buka gerai kedua di Central Park, sebelumnya sudah ada di Mall Kota Kasablanka,” ujar General Manager of Corporate Planning PT Fujifilm Indonesia Takashi Miyako.

Miyako mengatakan penjualan gerai WPS pertama yang ada di Mall Kota Kasablanka naik hingga 185% sejak pertama kali dibuka Juni 2017 lalu. Maka dari itu, dia optimistis WPS  dapat menggenjot pertumbuhan Fujifilm di Indonesia.

Selain photo imaging, di Indonesia Fujifilm memiliki 5 divisi bisnis lainnya yakni Electronic Imaging (kamera dan lensa), Graphic Art (mesin digital printing dan offset), Medical (alat kesehatan), Industrial Product (prescale dan NDT) serta Life Science (bioteknologi).

Adapun, secara global Fujifilm Holdings memasang target pendapatan hingga Rp313,3 triliun rupiah per tahun pajak 2019, Rp45,8 triliun di antaranya diproyeksikan dari lini Imaging Solution. Sementara pencapaian aktual per tahun pajakr 2018, Fujifilm telah membukukan Rp41,2 triliun dari lini imaging dengan total pendapatan dari seluruh lini sebesar Rp280 triliun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper