Bisnis.com, JAKARTA — Laporan terbaru Avast menemukan ratusan model perangkat Android tertanam malware bernama Cosiloon di dalam sistemnya.
Malware prainstal itu menciptakan iklan overlay pada laman browser pengguna ponsel. Beragam perangkat yang tertanam malware itu termasuk berbagai smartphone dari vendor terkemuka termasuk ZTE, Archos, dan myPhone.
Laporan Avast Threat Labs mengungkap terdapat sekitar 18.000 perangkat Android yang terjangkit malware tersebut pada lebih dari 100 negara tak terkecuali Indonesia.
Avast menyatakan sebagian besar perangkat yang tertanam malware itu sebelumnya tidak tersertifikasi Google. Kebanyakan perangkat yang terinfeksi merupakan tablet menggunakan prosesor MediaTek.
Head of Mobile Threat Intelligence & Security Avast Nikolaos Chrysaidos menyatakan malware itu sudah terinstal sebelum dipergunakan pelanggan.
"Dan jika aplikasi sudah terinstal pada tingkatan firmware, sangat sulit untuk dihapus. Butuh kolaborasi yang lebih dalam di antara vendor untuk menciptakan ekosistem seluler yang lebih aman untuk pengguna Android,“ ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (27/5).
Avast Mobile Security dapat mendeteksi dan meng-uninstall payload, namun tidak dapat memperoleh izin yang diperlukan untuk menonaktifkan dropper.
Jika sebuah perangkat terinfeksi, perangkat semestinya otomatis menonaktifkan dropper dan payload.
Avast mengetahui ini akan berjalan karena Avast Threat Labs telah mengamati penurunan angka perangkat yang terinfeksi oleh payload versi baru setelah Play Protect mulai mendeteksi Cosiloon.
Baca Juga Desain dan Fitur Baru Gmail |
---|
Pengguna yang ingin menonaktfikan COsiloon dapat menemukan dropper di pengaturan mereka (bernama ‘‘CrashService“,‘‘ImeMess“ or “Terminal“ dengan ikon Android umumnya) dan bisa mengklik tombol disable pada halaman aplikasi jika tersedia (tergantung pada versi Android). Ini akan menonaktifkan dropper dan ketika Avast menghapus payload, dropper tidak akan muncul kembali.
Avast Mobile Security bisa diunduh secara gratis di Google Play Store. Avast juga bekerja sama dengan operator seluler di seluruh dunia, yang termasuk empat operator terkemuka di Amerika, untuk melindungi pengguna dari ancaman seluler.