Dari target 800.000 domain .id hingga akhir 2019 yang dipatok, Pandi menagetkan kontribusi penjualan domain luar negeri mencapai 400.000 domain.
Pandi menilai ekspansi ke luar negeri yang dilakukan selama ini kurang optimal.
Hasilnya, dari total 318.090 domain yang telah digunakan hingga Juli 2019, hanya 4% atau sekitar 13.964 domain yang berasal dari luar negeri.
Angka ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan domain Montenegro (.me) yang mencapai 800.000-an, padahal jumlah penduduk negara tersebut sekitar 100.000-an.
Ketua Pandi, Yudho Giri Sucahyo menjelaskan dalam melakukan ekspansi pihaknya akan bekerja sama dengan regristrar atau distributor nama domain dari luar negeri, memanfaatkan jaringan regristrar dalam negeri.
Sekurangnya sudah terdapat tiga regristrar yang bersedia memasarkan domain .id di luar negeri.
Dia mengatakan Pandi tidak dapat menunjuk langsung regristrar luar negeri dalam memasarkan domain karena bertentangan dengan peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik.
"Jadi distributor menjadi perpanjangan tangan kami dalam memasarkan domain .id di luar negeri,” kata Yudho di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Tidak hanya itu, dalam memasarkan domain di luar negeri, Yudho menuturkan pihaknya akan menerapkan strategi liberalisasi, yaitu memberi kemudahan kepada pelanggan dalam membuat domain.
Salah satu gagasan yang diusung nantinya adalah pembuatan domain hanya melalui email aktif.
"Kalau untuk '.id' sekarang sudah direlaksasi hanya cukup memakai KTP dan email aktif, yang bisa diverifikasi," kata Yudho.