Memahami signifikansi peningkatan angka bencana tersebut, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Arifin M. Hadi menilai hal yang diperlukan oleh setiap pihak penanggulangan bencana di Indonesia saat ini adalah memperbaiki jaringan serta komunikasi.
"Jaringan dan komunikasi [diperlukan] untuk memperkuat early warning, sehingga dapat berevolusi menjadi early action," ujar Arifin dalam forum diskusi bertajuk Kepaduan Sosial dan Ketahanan: Inovasi Dalam Persiapan, Penanggulangan dan Pemulihan Bencana di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Data tersebut di atas, diperkuat dengan pernyataan Bambang Surya Putra bahwa sampai dengan saat ini BNPB belum memiliki data yang akurat, yang bisa digunakan untuk keperluan penanggulangan bencana.
"Sehingga pengambilan keputusan dan recovery berjalan lambat," ujar Bambang, Rabu
Selain masalah keakuratan data, Bambang menilai penanggulangan bencana di Indonesia masih memiliki beberapa masalah berbeda lainnya.
Pertama, oversupply pasokan bantuan karena informasi yang tersebar tidak merata.
Kedua, efek masalah oversupply yang menimbulkan masalah lain, yakni tidak tersedianya tempat yang cukup untuk menampung pasokan bantuan sehingga berpotensi menimbulkan sampah.
Ketiga, masalah recovery pembangunan hunian tetap bagi korban. Bahkan, pembangunan hunian korban bencana Lombok tahun lalu dikatakan masih belum selesai 100%.