Ini Pandangan App Anie tentang Gen Z, Populasi Terbesar di Dunia

M. Syahran W. Lubis
Selasa, 17 Desember 2019 | 17:49 WIB
Ilustrasi Generasi Z/Reuters
Ilustrasi Generasi Z/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – App Annie, yang mengklaim sebagai pemimpin dalam data pasar seluler dan analitik, telah merilis sebuah laporan tentang Generasi Z, demografi yang sekarang merupakan populasi terbesar di dunia.

Generasi ini menganggap bahwa Mobile harus didahulukan. Rata-rata, 98% dari generasi ini sudah memiliki smartphone mereka yang pertama pada usia 10 tahun.

Sebagai salah satu generasi termuda, Generasi Z diperkirakan melampaui generasi millenial sebagai generasi terbesar pada akhir 2019, yang mencakup sekitar 32% dari populasi.

Cindy Deng, Managing Director App Annie untuk Asia Pasifik, mengaku percaya 2020 akan menandai awal dari dekade mobile.

“Brand-brand harus bertindak sekarang dan mempersiapkan perjalanan mobile mereka untuk menumbuhkan loyalitas brand dan memaksimalkan nilai profitabilitas pelanggan (customer lifetime value/CLV)."

Dia menjelaskan beberapa karakteristik perilaku Gen Z yang beda dengan generasi-generasi sebelumnya di antaranya generasi pertama yang tumbuh dan dibesarkan dengan ponsel dan smartphone.

Sebesar 71% dari generasi ini percaya brand harus dapat membantu mereka mencapai aspirasi/tujuan pribadi atau akses yang sesuai dengan jadwal mereka.

Gen Z juga tertarik dengan hiburan dan permainan dibandingkan dengan keuangan, lebih menghargai “akses” daripada ”kepemilikan”, menyukai brand yang menawarkan “status” dan “afiliasi”, multi-tasker, serta mereka mengharapkan loyalitas dari bisnis.

“Mereka ingin aplikasi yang ikut berpartisipasi dalam kehidupan mereka,” ungkap Cindy Deng melalui siaran pers.

Gen Z juga sadar secara sosial dan bagi mereka, nilai dan misi itu penting. Mereka pun lebih suka berkomunikasi dengan tatap muka dibanding lewat instant message dan email.

Masih menurut laporan tersebut, Gen Z berjiwa wirausaha, tertutup, pekerja keras, bertanggung jawab, dan praktis.

Deng mengatakan meskipun ada banyak karakteristik perilaku yang mendefinisikan Gen Z, mereka bukanlah kelompok yang homogen, dan perilaku mobile mereka berbeda berdasarkan pasar.

“Di pasar mobile-first yang mengedepankan mobile di Indonesia, kami menemukan ada peluang di banyak kategori untuk menggapai Gen Z, terutama di bidang keuangan dan belanja, di mana sangat sedikit aplikasi yang berhasil menjangkau pengguna Gen Z yang luas,” tuturnya.

Dia menambahkan aplikasi dalam kategori yang sudah sangat relevan dengan Gen Z, seperti game dan hiburan, dapat menjadi mitra yang sangat baik untuk meningkatkan jangkauan.

Dia kemudian memerinci pandangan kunci dari user Gen Z di Indonesia. Deng mengemukakan Gen Z Indonesia semakin besar pengaruhnya.

Pertumbuhan pengguna aktif Gen Z meningkat lebih cepat daripada pengguna aktif yang lebih tua (berusia 25+) di banyak pasar; perbedaan terbesar terlihat di Indonesia, di mana pengguna aktif Gen Z tumbuh 25% lebih cepat dari pengguna umur 25+. Ini menunjukkan tumbuhnya pengaruh dari Gen Z.

Kondisi itu menciptakan peluang. Sebagai konsumen yang cukup baru, preferensi brand Gen Z belum terbentuk. Dia menilai sangat penting bagi brand untuk mulai menyesuaikan strategi mereka dengan generasi yang sedang tumbuh ini, atau hadapi risiko tertinggal.

Dia mengutarakan perkembangan gaming lebih maju di mobile. Dengan 7,64 jam dihabiskan untuk bermain game per bulan, pengguna Gen Z Indonesia menempati peringkat ketiga tertinggi setelah Jepang (14,76 jam per bulan) dan Korea Selatan (7,81 jam per bulan) di seluruh dunia.

Peluang yang muncul, lanjutnya, aspek sosial (kemampuan untuk membuat dan bergabung dengan klub) yang memberikan gamer cara untuk tetap terhubung dengan teman-teman mereka adalah salah satu cara untuk menarik pengguna agar terlibat dari waktu ke waktu.

“Ini sangat penting, karena lebih dari 50% pria Gen Z mengatakan bahwa bermain game membantu mereka tetap terhubung dengan teman-teman mereka.”

Gen Z juga menghabiskan waktu lebih sedikit dan memiliki sesi lebih sedikit dalam permainan dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.

Selain itu, Gen Z menghabiskan lebih sedikit waktu dan melakukan sesi yang lebih sedikit dalam gaming daripada rekan-rekan milenial mereka.

Secara khusus, Gen Z dari Indonesia menghabiskan waktu paling sedikit untuk aplikasi game, dengan rata-rata 52 sesi dibandingkan dengan 123 sesi gaming di Jepang, yang merupakan tertinggi.

Peluangnya, peluncuran Apple Arcade dan layanan berlangganan Google Play Pass baru-baru ini dapat berfungsi sebagai cara baru untuk mendorong keterlibatan dengan Gen Z. Pendukungan pengembangan kebiasaan permainan mobile akan membantu brand agar sukses di masa depan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper