Indonesia Uji Coba Produksi Alat Tes PCR Virus Corona Transmisi Lokal

Muhammad Khadafi
Rabu, 15 April 2020 | 14:41 WIB
Ilustrasi-Alat qPCR dari perusahaan rintisan Nusatics untuk melakukan tes cepat pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19./Dok.Nusatics
Ilustrasi-Alat qPCR dari perusahaan rintisan Nusatics untuk melakukan tes cepat pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19./Dok.Nusatics
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tengah bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk memproduksi alat polymerase chain reaction, PCR. Rencananya alat ini akan digunakan untuk mengetes keberadaan virus Corona varian transmisi lokal.

Seperti virus lain, Corona dapat bermutasi dan memperbanyak diri. Di Indonesia ada virus yang masuk berupa varian Asia dan transmisi lokal atau penularan yang terjadi di dalam negeri.

“Biofarma kebetulan sudah jadi mitra industri yang siap untuk prduksi PCR test itu. Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dimulai produksi pertama dan lihat kapasitas Biofarma tampaknya produksi dapat dilakukan cukup besar,” kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.

Hal itu disampaikan Bambang Brodjonegoro usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo mengenai optimalisasi industri dalam negeri untuk penanganan Covid-19 melalui video conference, Rabu (15/4/2020).

Selain PCR, pemerintah menyiapkan rapid test atau tes masif sebagai deteksi awal yang bersifat massal. Lazimnya setiap orang yang diduga terinfeksi virus Corona akan melaksanakan rapid test terlebih dahulu sebelum melakukan tes dengan metode PCR.

"Untuk yang rapid test kit itu 100.000 sudah siap enam minggu ke depan," kata Bambang.

Dalam kesempatan berbeda, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menandatangani nota kesepahaman terkait penelitian plasma penyintas Covid-19. Plasma tersebut akan digunakan untuk memproduksi zat antibodi yang dapat melawan SARS-CoV-2.

Direktur Lembaga Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan pihaknya akan mengambil plasma convalescent dari penyintas Covid-19. Plasma tersebut biasanya mengandung antibodi yang sangat baik untuk bisa menetralisir Covid-19.

"[Penelitian] ini diharapkan akan bisa membantu mereka yang sedang dalam perjuangan antara mati dan hidup, yaitu pasien-pasien yang dalam kondisi berat. Jumlah virusnya masih banyak, tapi mereka sendiri belum memiliki antibodi, sedangkan menunggu vaksin agak lama," katanya pada konferensi pers jarak jauh, Rabu (15/4/2020).

Amin menyatakan dalam kerja sama penelitian tersebut PMI akan bertugas untuk mengambil plasma dari para penyintas. Amin menilai PMI memiliki perlengkapan dan keahlian pengambilan plasma tersebut lantaran hal tersebut harus dengan perlindungan etik dan persetujuan penyintas.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper