Pandemi Covid-19, Operator Ubah Strategi Antisipasi Lonjakan Trafik

Rahmad Fauzan
Rabu, 22 April 2020 | 20:20 WIB
Warga menggunakan layanan internet di salah satu warung milik Mitra Net1 di Desa Telogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Warga menggunakan layanan internet di salah satu warung milik Mitra Net1 di Desa Telogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Seperti biasa, perusahaan operator seluler akan mengatur strategi untuk mengantisipasi lonjakan trafik layanan dan jaringan broadband pada periode Ramadan-Lebaran, tetapi pandemi virus corona (Covid-19) membuat upaya antisipasi tahun ini harus sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

PT Smartfren Telecom Tbk. misalnya. Deputy CEO PT Smartfren Telecom Tbk. Djoko Tata Ibrahim mengungkapkan perusahaan dapat melakukan pengamanan jaringan setelah menerima surat rekomendasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Bareskrim Polri, agar koordinasi dapat dilakukan dengan aparat setempat.

"Dengan surat rekomendasi tersebut, Smartfren harus mengebut penambahan BTS, yang mana dalam 4 bulan ini perusahaan sudah membangun 2400 lebih untuk sebagai antisipasi pelonjakan trafik," ujar Djoko kepada Bisnis, Rabu (22/4/2020).

Penambahan kapasitas itu dikebut oleh perusahaan untuk mengatasi lonjakan trafik yang diprediksi tidak akan berbeda dari tahun lalu, meskipun saat ini mobilitas massa agak terbatas akibat adanya larangan mudik dari pemerintah.

Menurut Djoko, rata-rata kenaikan trafik yang bakal dialami oleh Smartfren berkisar antara 10% -- 15%, sedangkan untuk daerah dengan populasi tinggi, salah satunya Jawa Tengah, kenaikan diperkirakan lebih tinggi, yakni 18% -- 20%.

"Tahun lalu kenaikan trafik juga 20%. Pada bulan puasa trafik cuma pindah, misalnya di Jakarta [trafik] turun, tapi daerah mudik naik," sambungnya.

Adapun, PT Telekomunikasi Seluler mengalihkan hampir 100% pengamanan jaringannya ke sektor virtual. Sisanya, Telkomsel akan menurunkan tim ke lapangan yang dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar kesehatan.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi pelonjakan yang diperkirakan terjadi di 436 titik strategis, yang terdiri atas area residensial dengan 309 titik, rumah sakit rujukan Covid-19 sebanyak 58 titik, jalur transportasi utama sebanyak 38 titik, dan transportasi logistik sebanyak 31 titik.

Selain itu, kombinasi pengawasan virtual dan lapangan dilakukan untuk penambahan kapasitas, antara lain 11.000 base transceiver station (BTS) long term evolution (LTE), 69 combat BTS mobile, dan pembaruan serta optimasi di 6.800 titik BTS.

Secara terpisah, Plt Chief Techology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan perusahaan melakukan penyesuaian untuk wilayah-wilayah yang akan dioptimalisasi.

Prioritas optimalisasi jaringan dilakukan berdasarkan hasil data analitik atas pantauan terhadap anomali-anomali trafik yang terjadi karena pandemi Covid-19, di mana wilayah Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya seperti Bandung dan Medan akan masuk ke dalam prioritas rencana.

"Kalau misalnya pemudik berkurang, beberapa daerah yang sebelumnya masuk ke dalam prioritas rencana kapasitas jaringannya masih akan tercukupi. Namun, jika daerah itu sudah pada mudik orang-orangnya, maka penambahan akan tetap dilakukan," ujar I Gede dalam konferensi pers via video daring, Rabu (22/4/2020).

Adapun, XL akan melakukan optimalisasi di sebanyak 1.400 titik dengan tambahan sekitar 4.000 titik. Optimalisasi dilakukan dengan menambah kapasitas bandwith dan mengganti antena untuk memperluas cakupan jaringan.

Perusahaan pun menargetkan penambahan kapasitas di 4.000 titik tersebut dapat selesai dalam waktu 3 bulan dengan pertimbangan akan terjadi perubahan kebiasaan pengguna setelah badai Covid-19 berlalu.

"Untuk mengantisipasi lonjakan trafik berkelanjutan karena kemungkinan akan ada perubahan behaviour akibat fenomena the new normal di mana ketergantuingan terhadap konektivitas diprediksi kian meningkat," sambungnya.

XL Axiata juga memanfaatkan Mobile BTS untuk ditempatkan diberbagai rumah sakit yang saat ini merawat pasien Covid-19 seperti Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat, Pemukiman/residensial dan lokasi-lokasi strategis lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Dian Siswarini, mengatakan perusahaan telah meningkatkan kapasitas jaringan data hingga 2 kali lipat.

Dian menjelaskan terdapat beberapa area mengalami peningkatan trafik data yang relatif merata, seperti regional Sumatera sekitar 15,9%, regional Jabodetabek dan sebagian Kalimantan 15,8%.

Kemudian kenaikan juga terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan sebagian Kalimantan sebesar 15,5%. Lalu, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan sekitarnya sebesar 15,8%.

Dari pola penggunaan data dan aplikasi, layanan berbasis streaming mendominasi mencapai sekitar 66%, Instant Messaging 16%, Social Network 11,5%, dan lain-lain sekitar 6,5%.

"Secara keseluruhan selama periode waktu diberlakukanya kebijakan bekerja dari rumah dan belajar dari rumah, untuk trafik layanan seluler terjadi peningkatan trafik sekitar 18% dari kondisi normal, sedangkan untuk layanan XL Home peningkatan trafik sekitar 20% dari kondisi normal," papar Dian.

Lebih jauh dia menjelaskan kenaikan trafik terjadi secara merata di berbagai kota/wilayah khususnya di wilayah perumahan (residensial).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper