Bisnis.com, JAKARTA - Pagi ini jagad twitter dihebohkan dengan tagar Jupiter dengan unggahan hasil foto Bulan dan Jupiter dengan berbagai angle. Sebenarnya, ada peristiwa apa pagi ini?
Mengutip akun IG Pusat Sains Lapan (pussainsa_lapan), menunjukkan pada 5 hingga 6 Juli 2020 adalah peristiwa konjungsi bulan-Jupiter.
Dalam akunnya, Pussainsa Lapan mengungkapkan bahwa waktu terbaik untuk mengamati fenomena tersebut adalah ketika fajar bahari atau nautika yaitu sekitar pukul 05.00 WIB dengan jarak pisah 2 derajat dan posisi Jupiter berada di sebelah utara (kanan) bulan.
Tak hanya hari ini, besok juga ada fenomena lain yakni konjungsi bulan-Saturnus yang akan berlangsung pada 6-7 Juli 2020. Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah ketika keduanya telah terbit di ufuk Barat pada pukul 19.00 WIB dengan jarak pisah 3,5 derajat dan posisi Saturnus berada di Barat Daya (kiri atas) Bulan.
Pada 14 Juli, juga akan terjadi Oposisi Jupiter, yakni peristiwa ketika, Jupiter, Bumi dan Matahari berada pada satu garis lurus. Menurut Pussainsa_Lapan, oposisi Jupiter sama dengan fase Bulan purnama, sehingga Jupiter dapat terlihat paling terang jika teramati dari Bumi.
Puncak oposisi Jupiter terjadi pada pukul 15.03 WIB dengan magnitude sebesar -2,8 dan diameter tampak Jupiter ketika oposisi sebesar 47,58 detik busur dengan jarak 619,2 juta kilometer dari matahari.
Sayangnya, Jupiter masih di bawah ufuk ketika terjadi oposisi jika diamati di Indonesia, sehingga hanya bisa diamati ketika Jupiter telah terbit beriringan dengan terbenamnya matahari hingga terbenamnya Jupiter.
Spot Anyar Jupiter
Badan Antariksa AS (The National Aeronautics and Space Administration/NASA) mengungkapkan pesawat ruang angkasa Juno menangkap beberapa badai di belahan selatan Jupiter.
Beberapa badai ini, termasuk Bintik Merah Besar (Great Red Spot ) di kiri atas, telah bergejolak di atmosfer planet itu selama bertahun-tahun, tetapi ketika Juno memperoleh pandangan tentang Jupiter, fitur yang lebih kecil, berbentuk oval di tengah gambar itu baru.
Menurut laman NASA, fitur baru ini ditemukan oleh astronom amatir Clyde Foster dari Centurion, Afrika Selatan. Pagi-pagi pada tanggal 31 Mei 2020, ketika mencitrakan Yupiter dengan teleskopnya, Foster memperhatikan tempat baru, yang tampak cerah terlihat melalui filter yang peka terhadap panjang gelombang cahaya di mana gas metana di atmosfer Jupiter memiliki penyerapan yang kuat.
Bintik itu tidak terlihat dalam gambar yang diambil hanya beberapa jam sebelumnya oleh para astronom di Australia.
Pada 2 Juni 2020, hanya dua hari setelah pengamatan Clyde Foster, Juno melakukan penerbangan jarak dekat Jupiter ke-27. Wahana antariksa hanya dapat membayangkan sepotong tipis puncak awan Jupiter selama setiap lintasan. Meskipun Juno tidak akan melakukan perjalanan langsung setelah ‘outbreak’ itu, lintasannya cukup dekat sehingga tim misi menentukan pesawat ruang angkasa itu akan memeroleh tampilan detail dari fitur baru, yang secara informal dijuluki "Clyde's Spot."
Fiturnya adalah segumpal bahan awan yang meletus di atas lapisan awan atas atmosfer Jovian. "Outbreak" konvektif yang kuat ini kadang-kadang meletus di pita garis lintang ini, yang dikenal sebagai South Temperate Belt.
Gambar lainnya yang diungkap NASA adalah gambar Jupiter yang ditangkap oleh teleskop Foster, dan perkiraan lintasan pesawat ruang angkasa Juno saat diperbesar dekat oleh planet ini, bergerak dari utara ke selatan.