Jaga Rantai Pasokan, SayurBox Serap Produksi Petani

Akbar Evandio
Selasa, 8 September 2020 | 20:19 WIB
Petani mengemas terong ke dalam karung untuk dijual ke pasar grosir di Desa Sawahan, Kediri, Jawa Timur, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Prasetia Fauzani
Petani mengemas terong ke dalam karung untuk dijual ke pasar grosir di Desa Sawahan, Kediri, Jawa Timur, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Prasetia Fauzani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi pertanian atau agroteknologi (agritech), Sayurbox menyebutkan penyaluran 100 persen produksi petani menjadi strategi yang dipilih perusahaan untuk menjaga rantai pasok petani.

Head of Communications Sayurbox Oshin Hernis mengatakan dengan penerapan strategi tersebut membuahkan hasil dari peningkatan rerata pendapatan petani yang menjadi mitra hingga 10 kali lipat.

“Pada saat dipilah tidak hanya yang bagus saja, tetapi juga yang kurang kami ambil. Kami jual dengan kategori ‘imperfect’ produk karena selain membantu petani dapat mengurangi potensi limbah,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (8/9/2020).

Oshin mengatakan bahwa bila masih ada produk yang belum terjual, tetapi memiliki kelayakan untuk dikonsumsi, maka perusahaan akan menjualnya secara luring.

“Dengan skema ini, kami ingin memaksimalkan potensi penjualan hasil panen para mitra petani,” ujarnya.

Adapun, Oshin mengatakan bahwa saat ini jumlah petani yang telah digandeng oleh perusahaan mencapai 1.000 petani dan jumlah pelanggan aktif hingga saat ini berjumlah 500.000 akun pengguna.

Dari sisi pendanaan, Oshin mengatakan bahwa perusahaan memiliki kerja sama dengan fintech peer to peer (P2P) lending AwanTunai untuk memperluas produk pembiayaan untuk petani yang mendistribusikan hasil panennya di Sayurbox.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa hingga saat ini pilot project sudah berjalan untuk petani terpilih yang berlokasi di Bogor, Sukabumi, Bandung, dan Indramayu.

Sebelum AwanTunai masuk, Sayurbox belum pernah terlibat dengan petani untuk pembiayaan modal kerja karena selama ini sistem jual lepas.

Oshin menjelaskan bahwa bila petani memerlukan pinjaman, biasanya perusahaan akan mengedukasi sekaligus merekomendasikannya ke Bank BRI Agro sebagai mitra perusahaan.

Selanjutnya, pihak bank akan melakukan proses seleksi yang didasari oleh data historikal yang dimiliki Sayurbox mengenai petani-petani tersebut. Bank akan mendapat gambaran untuk penentuan skoring kredit sebelum menyetujui pinjaman modal.

“Kami juga ada project kerja sama dengan AwanTunai namanya project plasma dimana kami menyediakan lahan, dan kami bekerja sama dengan komunitas petani lokal untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan pembinaan untuk bibit cangkul, edukasi, dan pinjaman yang bisa dipenuhi oleh AwanTunai,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper