Bisnis.com, JAKARTA – China memiliki misi yang beroperasi di sisi jauh Bulan dan sedang bersiap untuk meluncurkan misi lain tahun ini untuk mengumpulkan sampel Bulan.
Negara ini berencana untuk menambah perjalanan bulannya dengan serangakaian misi baru untuk menjelajahi kutub selatan bulan dikutip dari Space Selasa (20/10/2020).
Lembaga Luar Angkasa China (CNSA) Eksplorasi Bulan dan Teknisi Luar Angkasa bulan lalu membuka panggilan kompetitif kepada institusi terkait untuk mengembangkan muatan lima pesawat ruang angkasa termasuk misi Chang'e 7.
Chang'e 6 merupakan misi cadangan untuk peluncuran pengembalian sampel tahun ini, dijadwalkan menuju Bulan tahun 2023 atau 2024.
Chang'e 7 akan diluncurkan tahun 2024 bertujuan ganda yaitu mendarat di kutub selatan bulan dan mempelajari wilayah tersebut dari orbit. Sementara
misi kedelapan juga sedang dilaksanakan untuk akhir dekade ini.
Pada dokumen terlampir misi kompleks ini akan terdiri dari pengorbit, satelit estafet, pendarat, penjelajah, dan pesawat terbang mini. Roket Long March 5 akan dibutuhkan untuk meluncurkan misi bermasa 8.200 kg.
Chang'e 7 adalah bagian dari misi China di bulan yang diumumkan setelah Chang'e 4 sukses mendarat di sisi jauh bulan awal 2019 lalu.
Chang'e 7 juga membuka jalan untuk Chang'e 8, pendaratan di kutub selatan bulan di akhir dekade 2020, misi ini termasuk percobaan teknologi menggunakan sumber daya lokal untuk membuat cetakan 3D.
Chang'e 6 sebagai misi cadangan untuk Chang'e 5 membawa sampel Bulan ke Bumi juga akan diterbangkan sekitar 2023 atau 2024. Jika Chang'e 5 berhasil, Chang'e 6 akan diarahkan ke kutub selatan bulan.
Bersama-sama misi tersebut akan menjadi bagian dari Stasiun Penelitian Bulan Internasional yang direncanakan, sebuah konsep proyek besar yang telah diusulkan China ke negara lain.
Amerika Serikat, Badan Antariksa Eropa, Rusia, India, dan juga Jepang merencanakan misi ke bulan dalam dekade ini.