Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan keamanan siber, Kaspersky memprediksi Advanced Persistent Threats (APT) atau Ancaman Persisten Tingkat Lanjut pada 2021 makin bergejolak.
Peneliti keamanan utama di Kaspersky, David Emm mengatakan bahwa terdapat vektor serangan baru, seperti penargetan peralatan jaringan dan eksplorasi kerentanan 5G, akan terjadi bersamaan dengan serangan multi-tahap dan sejumlah aktivitas seperti penjualan zero-day.
“Organisasi harus lebih memperhatikan malware generik dan menerapkan respons tindakan insiden dasar pada setiap komputer yang disusupi. Ini untuk memastikan bahwa malware generik tidak digunakan sebagai alat untuk menyebarkan luaskan ancaman yang lebih canggih,” katanya lewat rilisnya, Rabu (30/12/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan prediksi ancaman yang ditargetkan lainnya untuk 2021 juga mencakup lebih banyak negara akan menggunakan jalur hukum sebagai bagian dari strategi keamanan siber mereka.
“Prediksi Kaspersky sebelumnya tentang naming and shaming serangan APT telah terbukti, dan ke depannya akan ada lebih banyak organisasi yang mengikutinya,” katanya.
Menyusul kasus di mana kerentanan zero-day, dikatakan lebih banyak perusahaan Silicon Valley yang cenderung mengambil sikap melawan broker zero-day dalam upaya melindungi pelanggan dan reputasi mereka.
Dia mengatakan peningkatan penargetan peralatan jaringan. Dengan penerapan sistem kerja jarak jauh, keamanan organisasi telah menjadi prioritas, dan akan muncul lebih banyak indikasi untuk mengeksploitasi peralatan jaringan seperti gateway VPN.
Dia mengatakan bahwa ke depan akan munculnya kerentanan 5G, yakni saat adopsi teknologi ini makin meningkat dan lebih banyak perangkat menjadi bergantung pada konektivitas yang disediakannya, pelaku kejahatan siber dilaporkan akan memiliki insentif lebih besar untuk mencari celah untuk diserang. Aktor ancaman akan terus mengeksploitasi pandemi Covid-19.
“Kita hidup di dunia yang begitu dinamis sehingga akan terdapat berbagai macam hal dan peristiwa yang belum dapat kita pahami seutuhnya. Berbagai kompleksitas perubahan yang kita saksikan saat ini telah memengaruhi lingkungan ancaman siber yang dapat menentukan banyak skenario di masa depan,” ujar David.