PPKM Mikro Diperketat, Ride-Hailing Andalkan Antar Makanan

Akbar Evandio
Jumat, 25 Juni 2021 | 13:58 WIB
Sejumlah pengemudi ojek daring menunggu penumpang di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Sejumlah pengemudi ojek daring menunggu penumpang di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan startup ride hailing diyakini akan terfokus pada layanan antar makanan selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro berlangsung.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan saat ini dampak PPKM masih belum terlihat secara signifikan, tetapi perkembangan penyebaran virus yang terus meningkat diyakini akan membuat kebijakan PPKM yang lebih ketat juga.

Menurutnya, hal ini akan berpengaruh terhadap jasa ojek online (ojol) yang terpaksa harus kembali berfokus ke layanan pesan antar makanan dan minuman.

Namun, Edward meyakini potensi naiknya pemesanan makanan akan meningkat karena keterbatasan untuk mengakses ke restoran dan ritel secara luring dan kebiasaan masyarakat melakukan aktivitas secara daring.

“Jika, PPKM ketat makin diberlakukan lagi, [kenaikan pemesanan makanan] akan naik sekitar 10—20 persen,” ujarnya, Kamis (24/6/2021).

Kendati demikian, Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan startup tidak bisa hanya mengandalkan layanan pesan antar makanan untuk bertahan sepanjang kegiatan pembatasan dilakukan.

“Merujuk data Google dan Temasek permintaan untuk pesan antar makanan hanya mencapai 34 persen pada 2020. Ini belum cukup, tetapi apabila ditambah antar barang bisa menjadi andalan untuk mengerek pendapatan dari layanan ojek daring,” katanya.

Berdasarkan data Google, Temasek & Bain pada 2020, layanan pesan antar makanan dan belanja daring menjadi sub-sektor yang kebal terhadap pandemi di mana masing-masing meningkat di 34 persen dan 33 persen.

Menurutnya, selama PPKM mikro masyarakat akan lebih banyak berbelanja secara daring dan menggunakan jasa kurir serta memesan makanan via aplikasi.

Sebab itu, Huda meyakini layanan jasa kurir dan jasa pesan-antar makanan menjadi pilihan rasional saat ini di tengah penurunan pendapatan untuk antar-jemput penumpang sehingga masih ada pemasukan bagi mitra dan perusahaan.

Selain itu, Huda berharap perusahaan e-commerce, ride-hailing, dan kurir barang mau untuk lebih memanusiakan mitra ojek dan kurirnya. Meskipun, di tengah isu sejumlah unikorn yang akan melantai di bursa, tetapi kebutuhan mitra menurutnya lebih baik didahulukan.

“Transaksi bisnis saat PPKM bisa naik hingga 10-12 persen ketika pandemi. Seharusnya ada sebagian pendapatan untuk kesejahteraan kurir dan ojol,” ujar Huda.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper