Bisnis.com, JAKARTA – PricewaterhouseCoopers (PWC), kantor jasa professional, menemukan industri hiburan dan media di tingkat global (entertainment & Media/E&M) telah mendapatkan kembali momentumnya.
Global Entertainment & Media Industry Leader Partner, PwC Jerman, Werner Ballhaus mengatakan industri tengah menuju pertumbuhan sebesar 6,5 persen pada tahun ini dan 6,7 persen pada 2022.
“Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan yang kuat untuk konten digital dan iklan. Pertumbuhan industri ini berhasil pulih dari 2020 yang menantang, ketika hiburan yang bersifat tatap muka turun drastis, termasuk penurunan 71 persen pada pendapatan box office bioskop,” katanya dalam siaran pers, Rabu (21/7/2021).
Berdasarkan data Global Entertainment & Media Outlook 2021-2025 PwC, mencatatkan penurunan 3,8 persen dalam pendapatan E&M global, dari US$2,1 triliun pada 2019 menjadi US$2,0 triliun pada 2020.
Adapun, pada 2021 hingga 2025, mereka memproyeksikan pendapatan E&M global tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) yang sehat sebesar 5,0 persen, yang akan meningkatkan pendapatan industri menjadi US$2,6 triliun pada 2025.
Laporan tersebut juga menaksir TV tradisional (video home) tetap menjadi segmen konsumen E&M terbesar dengan pencapaian US$219,0 miliar tetapi akan terus menyusut -1,2 persen CAGR selama lima tahun ke depan.
Sementara itu, streaming video menjadi marak pada 2020 dan lintasan pertumbuhannya akan terus berlanjut. Streaming video-on-demand (SVOD) diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 10,6 persen hingga 2025.
Tidak hanya itu, dia mengatakan pertumbuhan tersebut menjadikannya industri senilai US$81,3 miliar. Sementara itu, pendapatan bioskop diproyeksikan akan pulih pada 2021 seiring mulai dilonggarkannya karantina wilayah, tetapi belum akan pulih ke level sebelum pandemi hingga setidaknya pada 2024.
Beralih ke sektor lain, pendapatan video gim dan olahraga elektronik (e-sports) terus meningkat pesat, mencapai US$147,7 miliar pada 2020 dengan CAGR 5,7 persen yang diproyeksikan akan memperluas segmen ini menjadi bisnis senilai US$194,4 miliar pada 2025.
Laporan tersebut melihat realitas virtual (virtual reality) adalah segmen E&M yang tumbuh paling cepat, meskipun berasal dari basis yang relatif kecil. Pendapatannya melonjak sebesar 31,7 persen pada 2020 menjadi US$1,8 miliar.
Teknologi tersebut juga diproyeksikan akan mempertahankan CAGR sebesar lebih dari 30 persen selama lima tahun ke depan hingga mencapai valuasi bisnis senilai US$6,9 miliar pada 2025.
Untuk industri musik ditaksir akan mencapai pertumbuhan yang kuat setelah sempat mengalami penurunan besar-besaran hingga 74,4 persen dalam pendapatan pertunjukan musik langsung (live music) pada 2020.
“Kami memperkirakan total pendapatan musik akan tumbuh dengan CAGR 12,8 persen selama lima tahun ke depan, didorong oleh streaming digital, yang valuasi bisnisnya akan berkembang menjadi US$29,3 miliar pada tahun 2025, bersamaan dengan kembalinya pertunjukan langsung,” ujarnya.
Werner meyakini pandemi Covid-19 tidak hanya memperlambat industri hiburan dan media tahun lalu, tetapi juga mempercepat dan memperkuat pergeseran kekuatan yang telah mengubah industri.
Mulai dari pendapatan box office yang beralih ke platform streaming, perpindahan konten ke perangkat seluler, maupun hubungan yang semakin kompleks di antara pembuat konten, produsen, dan distributor, dinamika dan kekuatan dalam industri terus bergeser.
Chief Digital and Technology Officer di PwC Indonesia Subianto menambahkan, terlepas dari dampak Covid-19, pendapatan sektor E&M Indonesia secara keseluruhan diperkirakan tumbuh 8,7 persen secara CAGR dari 2021—2025.
“Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan eksponensial dalam akses internet seluler, konsumsi data yang memimpin pertumbuhan kategori seperti video over-the-top/OTT, video gim, dan e-sport serta iklan internet,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kategori seperti bioskop, bisnis B2B, dan di luar rumah terus terkena dampak pandemi, tetapi diperkirakan akan muncul lebih kuat untuk memenuhi permintaan terpendam dari konsumen dan bisnis di Indonesia.