Alibaba: Penggunaan Cloud saat 11.11 Lebih Ramah Lingkungan

Akbar Evandio
Senin, 29 November 2021 | 12:53 WIB
Alibaba.com/Reuters
Alibaba.com/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Alibaba Group menyampaikan untuk pertama kalinya Festival Belanja Global 11.11 dijalankan sepenuhnya pada sistem awan (cloud) yang diklaim lebih ramah bagi lingkungan.

Chief Technology Officer Alibaba Group Li Cheng mengatakan dengan menggunakan teknologi cloud-native, perusahaan dapat mengurangi sumber daya komputasi yang diperlukan pada setiap 10.000 transaksi hingga 50 persen.

“Terobosan teknologi terbaru dalam daya komputasi dan layanan cloud ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih banyak bagi lingkungan dan masyarakat secara luas,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (29/11/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan teknologi awan adalah pendorong yang sangat diperlukan secara signifikan untuk meningkatkan efisiensi komputasi yang dapat berkontribusi pada penghematan energi dan keberlanjutan dalam ekonomi digital.

Dia mengatakan, saat Festival Belanja Global 11.11, Alibaba mendorong pengembangan teknologi awan yang ramah lingkungan dan mendorong rantai transaksi produk menuju ekonomi rendah karbon, mengubah teknologi menjadi pendukung pembangunan berkelanjutan.

Setiap produk, mulai dari manufaktur dan perdagangan hingga sirkulasi dan transportasi, melibatkan emisi karbon tertentu. Adapun, selalu menjadi tantangan saat ini adalah mengurangi volume dan biaya emisi karbon di seluruh rantai industri.

“Dengan Festival Belanja Global 11.11 sebagai contoh, kami telah menginvestasikan upaya kami ini di beberapa bidang,” katanya.

Pertama, perusahaan membuat pusat data kami lebih ramah lingkungan. Mengurangi konsumsi energi di pusat data menjadi prioritas strategis Alibaba selama beberapa tahun terakhir.

“Kami meningkatkan proporsi sumber daya energi terbarukan, termasuk tenaga angin dan pendingin cair [liquid cooling] di pusat data yang berlokasi di Zhangbei, provinsi Hebei di Cina dan Renhe, Hangzhou yang merupakan kantor pusat Alibaba. Dengan menggunakan energi yang bersih di pusat datanya, Alibaba telah mengurangi emisi karbonnya sebesar 26.000 ton selama Festival Belanja Global 11.11 tahun ini,” tuturnya.

Kedua, secara signifikan perusahaan disebutkan telah meningkatkan pemanfaatan pangkalan data Alibaba. Dulu, pemanfaatan pangkalan data, terutama pangkalan data yang kecil, hanya digunakan kurang dari 10 persn dari kapasitan.

Adapun, dia menjelaskan model operasi awan dan arsitektur teknologi memberikan sebaran sumber daya komputasi yang lebih efisien, sehingga meningkatkan tingkat pemanfaatan data center.

“Menyelenggarakan Festival Belanja Global 11.11 yang seluruhnya dijalankan di cloud dengan 100 persen arsitektur cloud-native, kami melihat adanya peningkatan efisiensi sebanyak 20 persen dalam implementasi teknologi, sementara pemanfaatan sumber daya CPU meningkat sebanyak 30 persen,” ujarnya.

Ketiga, perusahaan menggunakan chip yang lebih kuat untuk mengoptimalkan kinerja komputasi dan efisiensi energi. Tahun ini, penerapan skala besar dari Hanguang 800, chip inferensi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pertama yang diluncurkan oleh Alibaba DAMO Academy (DAMO) pada 2019, menghasilkan peningkatan kinerja algoritme hingga 200 persen untuk fungsi pencarian di marketplace Taobao dan pengurangan biaya energi sebesar 58 persen.

Dia melanjutkan, model M6 milik Alibaba, yang memulai debutnya di festival tahun ini, mendukung banyak operasional yang intensif menggunakan AI sehingga desain dan produksi bertenaga M6, bersama dengan penerapan bahan ramah lingkungan lainnya, dapat mengurangi emisi karbon yang berasal dari pembuatan kaos hingga lebih dari 30 persen.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan saat ini harus mengalihkan prioritas mereka dari pertumbuhan bisnis ke pembangunan berkelanjutan, dan mereka dievaluasi berdasarkan nilai-nilai sosial, bukan hanya nilai bisnisnya. Akibatnya, permintaan akan kekuatan komputasi ramah lingkungan (green computing power) akan terus tumbuh secara eksponensial.

“Industri tradisional, seperti besi dan baja, listrik dan batu bara, perlu beralih ke operasi rendah karbon, sementara konsumen memiliki harapan yang lebih tinggi untuk logistik ramah lingkungan dan komoditas rendah karbon. Semua ini akan membuka peluang baru, serta tantangan baru, bagi penyedia layanan awan,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper