Bisnis.com, JAKARTA - Startup Sayurbox optimis layanan belanja online khususnya kategori e-grocery masih akan relevan pada 2023 atau usai pandemi.
Co-Founder and Chief Executive Officer Sayurbox Amanda Susanti mengatakan sektor e-grocery masih akan bertumbuh pada tahun ini dan selanjutnya. Hal ini dikarenakan adanya penetrasi internet yang semakin meluas dan pola perilaku masyarakat yang telah terbentuk selama pandemi berlangsung.
"E-grocery masih akan bertumbuh [pada 2023 dan selanjutnya], bisa dilihat penetrasi internet dan e-commerce saat ini di Indonesia," ujar Amanda, Rabu (1/3/2023).
Amanda juga menambahkan ketika adanya pandemi pada 2020, adanya peningkatan konsumen dan transaksi di Sayurbox, peningkatan ini pun mencapai 20-30 persen tiap bulannya.
Dia juga menuturkan saat ini model bisnis Sayurbox yakni business to consumer (B2C) masih mengalami pertumbuhan, tetapi tidak signifikan saat awal pandemi.
"Kita masih growing, tapi tidak sebesar ketika adanya pandemi," jelasnya.
Sayurbox memperkirakan akan adanya peningkatan transaksi ketika ramadan dan lebaran. Chief Financial Officer Sayurbox Arif Zamani mengatakan dari awal berdirinya Sayurbox, 2017 hingga 2022 ketika adanya ramadhan dan lebaran adanya peningkatan transaksi mencapai 20-30 persen.
"Biasanya orang restock bahan [saat ramadan dan lebaran]," ujarnya.
Sebelumnya, Sayurbox memutuskan untuk menutup mini hub atau gudang di area Cibubur dan Karawaci per Januari 2023.
Kendati demikian, Sayurbox mengatakan penutupan ini tidak mempengaruhi pengiriman dan layanan untuk area tersebut. Hal ini dikarenakan Sayurbox masih mempunyai beberapa hub di daerah lain dan hub terbesar berada di Sentul.
