Bisnis.com, JAKARTA - Pembaca Bisnis.com masih tertarik dengan berita mengenai kelompok hacker ransomware LockBit sepanjang Minggu (21/5/2023).
Kabar mengenai sayembara di Amerika Serikat dengan iming-iming hadiah senilai Rp149 miliar untuk siapa pun yang dapat menangkap dalang di balik LockBit menjadi berita terpopuler.
Selain itu, berita soal sosok Mikhail Pavlovich Matveev, yang diduga sebagai dalang LockBit asal Rusia juga menjadi perhatian utama para pembaca.
Berikut daftar selengkapnya 5 berita populer Bisnis.com sepanjang hari kemarin:
1. AS Bikin Sayembara: Tangkap Biang Kerok LockBit, Dapat Rp149 Miliar
Kelompok hacker LockBit belakangam viral karena dikabarkan berhasil meretas sistem keamanan Bank Syariah Indonesia.
Saat ini, sejumlah nasabah BSI khawatir jika data pribadi mereka akan disebar di situs gelap. Namun ternyata, serangan LockBit bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan juga bikin geram pemerintah AS.
Dilansir dari Security Affair, Departemen Kehakiman AS akan memberikan imbalan sejumlah 10 juta dollar (Rp149 miliar) untuk masyarakat yang bisa menangkap biang kerok ransomware LockBit.
2. Sosok Mikhail Pavlovich Matveev, WN Rusia yang Diduga Biang Kerok Ransomware LockBit
Departemen Kehakiman AS telah menetapkan Mikhail Pavlovich Matveev sebagai biang kerok ransomware LockBit, yang belakangan viral di Indonesia karena menyerang sistem keamanan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Saat ini, Matveev telah masuk dalam daftar pencarian paling atas FBI. Akan tetapi, AS tampaknya akan kesulitan menangkap Matveev karena ia saat ini sedang berada di Rusia.
Karena masalah geo-politik yang terjadi, kecil kemungkinan pemerintah Rusia akan membantu AS menangkap Matveev.
3. Mengenang 1998, kala IPO Saham di Pasar Modal hanya 6 Emiten
Bisnis penawaran umum perdana saham (initial public offering /IPO) mengalami kontraksi kala resesi melanda pada 1998 dengan hanya menghadirkan 8 emiten saja yang melantai.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna bercerita pada 1997 penggalangan dana melalui penerbitan saham atau IPO masih relatif baik.
Pasalnya setahun sebelum tahun reformasi 1998, terdapat 30 perusahaan yang menggalang dana IPO dengan akumulasi kapital yang dihimpun sebesar Rp3,5 triliun.
4. Mencegah Kehilangan Data Bisnis dengan Cloud Storage
Di zaman modern ini, data merupakan salah satu faktor penting bagi sebuah bisnis. Tanpa data yang dikelola dengan baik, perusahaan akan susah untuk menentukan strategi operasional dan marketing mereka, serta terancam keberlangsungan hidupnya karena informasi penting yang seharusnya disimpan dengan baik justru bocor ke perusahaan lawan.
Di sinilah teknologi penyimpanan awan atau cloud storage berperan. Tidak hanya dikelola dengan baik, sehingga ancaman seperti malware dan peretasan lebih bisa dikendalikan, penyedia layanan penyimpanan awan terpercaya seperti Link Net Enterprise juga memiliki Disaster Recovery as a Service (DRaaS) yang memungkinkan data perusahaan Anda untuk dipulihkan setelah terjadinya bencana.
5. Sri Mulyani Pertama Kali Terbitkan Blue Bonds, Apakah Itu?
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan resmi menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bond senilai 104,8 miliar yen atau setara Rp11,34 triliun pada Jumat, (19/5/2023).
Salah satunya untuk pembiayaan proyek lautan atau blue bonds. Pada penerbitan Samurai Bond ini, terdapat empat seri yang diterbitkan yaitu RIJPY0526B tenor 3 tahun, RIJPY0528B tenor 5 tahun, RIJPY0530 tenor 7 tahun, dan RIJPY0533 tenor 10 tahun.
Sebagai informasi, SUN dengan tenor 7 dan 10 tahun merupakan blue bonds yang pertama kalinya diterbitkan di Indonesia untuk pembiayaan proyek-proyek ekonomi biru yang berkutat di laut.