Strategi Promo Grab Berpeluang Hambat Upaya Gojek (GOTO) Akuisisi Pelanggan Baru

Khadijah Shahnaz Fitra
Kamis, 22 Juni 2023 | 17:15 WIB
Pengantar barang. Kini mulai tumbuh pelaku UMKM baru, yang lebih banyak digawangi para milenial. /Grab Indonesia
Pengantar barang. Kini mulai tumbuh pelaku UMKM baru, yang lebih banyak digawangi para milenial. /Grab Indonesia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Grab, platform ride hailing yang bermarkas di Singapura, berpeluang mengganggu upaya Gojek dalam mengakuisisi pelanggan baru, seiring dengan rencana mereka menerapkan strategi promo jangka panjang usai melakukan restrukturisasi organisasi.

Grab memiliki napas yang cukup panjang untuk menebar promo menarik kepada pelanggan. 

Direktur Chelios Bhima Yudhistira mengatakan bahwa promo masih menjadi alat yang cukup efektif bagi perusahaan ride hailing dalam menarik pelanggan baru. Namun, bagi pelanggan yang sudah ada, faktor kunci adalah stabilitas tarif atau biaya layanan. 

Selain itu, kata Bhima, selama tarif per km layanan tetap sama dan lebih terjangkau dari pesaing - seperti Gojek, Maxim dan inDrive - maka loyalitas konsumen dapat tetap terjaga. 

"Jika Grab gunakan penghematan karyawan untuk membiayai tambahan promo, dapat berdampak ke sulitnya para pesaing mendapat pelanggan baru," kata Bhima dikutip, Kamis (22/6/2023). 

Dalam perkembangannya, persaingan Grab dan Gojek (GOTO) dalam memperebutkan bisnis di Indonesia memang sangat ketat. 

Untuk bidang food delivery misalnya, laporan Momentum Work menyebutkan bahwa Grab hanya unggul tipis dari Gojek, meski Grab merajai layanan pesan-antar makanan di Indonesia selama 3 tahun berturut-turut atau selama periode 2020-2022. 

Momentum Work, melalui laporan Januari 2023, menyebut bahwa dari total gross merchandise volume (GMV) Indonesia yang mencapai US$4,5 miliar, Grab menguasai 49 persen, sementara itu Gojek hanya 44 persen. 

Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai Grab akan menggunakan dana efisiensi untuk pemberian promo.  Masyarakat Indonesia yang masih berorientasi pada harga (price oriented consumer) pasti mempertimbangkan harga dalam penggunaan ride-hailing.  

“Jadi ini akan menjadi strategi guna bersaing dengan Gojek, Maxim, ataupun Indriver,” kata Huda. 

Sementara itu CEO Grab, Anthony Tan, mengirimkan email kepada semua karyawan Grab yang menjelaskan alasan di balik pemutusan hubungan kerja besar-besaran ini. BACA JUGA Ini Pesan Menyentuh CEO Grab Anthony Tan saat PHK 1.000 Karyawan 

"Restrukturisasi akhirnya muncul sebagai langkah yang berat namun mutlak, untuk menempatkan Grab di jalur yang tepat menuju masa depan dengan jangka yang lebih panjang," ujarnya dalam kutipan email. 

Tan menjelaskan bahwa langkah PHK terpaksa dilakukan untuk mengelola biaya dan memastikan layanan yang lebih terjangkau dalam jangka panjang, serta meningkatkan penetrasi kepada masyarakat secara luas. 

Ketua Umum Idiec Tesar M. Sandikapura mengatakan untuk mengejar profit, sebuah unicorn terkadang menggunakan dua cara. Efisiensi ongkos operasional atau menaikkan harga. Dengan menekankan pada pemberian promo jangka panjang maka dipastikan bahwa Grab akan bersaing dengan cara efiensi operasional. 

“Profit dikejar hanya dengan 2 cara yaitu turunkan ongkos operasional opex atau naikin harga," kata Tesar.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper