Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah penerbangan menuju Amerika Serikat (AS) terancam delay bahkan gagal mendarat, jika pesawat yang digunakan belum memperbarui perangkat altimeter untuk menghindari gangguan sinyal 5G.
Dilansir dari TheVerge, Senin (26/6/2023), baru sekitar 80 persen maskapai domestik AS yang telah memperbarui peralatan pesawatnya dengan sekitar 65 persen pesawat internasional yang terbang menuju Negeri Paman Sam masih perlu diperbaiki.
Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg telah memberikan peringatan pada Jumat (23/6/2023). Pesawat penumpang yang belum disertifikasi untuk beroperasi di sekitar frekuensi C-Band tidak akan diizinkan mendarat pada situasi visibilitas tertentu.
Melansir Forbes (23/6/2023), Komisi Komunikasi Federal beserta sejumlah perusahaan telekomunikasi seperti AT&T dan Verizon sepakat untuk menunda peluncuran layanan 5G di daerah sekitar bandara sebagai respons atas protes sejumlah pejabat penerbangan terkait ancaman gangguan 5G terhadap penerbangan pesawat.
Sebagai gantinya, maskapai-maskapai pesawat akan meningkatkan altimeter pesawat agar terhindar dari ancaman gangguan 5G dengan tenggat waktu Januari 2022. Namun tenggat waktu diperpanjang hingga Juli 2022, lalu diperpanjang lagi hingga Juli 2023.
Sebelumnya perlu diketahui, 5G menjadi generasi koneksi internet terbaru yang memungkinkan perjalanan internet lebih cepat. Di AS, frekuensi radio 5G berada di spektrum yang dekat dengan frekuensi yang digunakan altimeter pesawat terbang.
Melansir dari Bisnis.com, frekuensi 5G yang dikenal dengan area C-Band berada di 3,7 – 3,98 GHz. Sementara altimeter yang berguna untuk mengukur ketinggian pesawat di atas tanah sekaligus menyediakan data navigasi dan sistem keselamatan berada di frekuensi 4,2 – 4,4 GHz.
Sementara, frekuensi 5G di Indonesia menggunakan 700 MHz yang termasuk dalam frekuensi rendah. Adapun, cakupan 5G menggunakan frekuensi ini akan lebih luas.
Sebelumnya, frekuensi tersebut digunakan untuk tv analog sehingga belum dapat dipakai untuk 5G. Namun, seiring dengan padamnya televisi analog, frekuensi dapat digunakan untuk 5G.
Beberapa operator di negara Finlandia, Jerman, Perancis, Italia, Amerika Serikat, Mesir dan Saudi Arabia dikabarkan telah menggunakan frekuensi ini untuk 5G.