Bisnis.com, JAKARTA - PT Pasifik Satelit Nusantara mengungkapkan konstruksi Satelit Nusantara V hampir selesai. Rencananya, satelit khusus internet itu akan mengangkut kapasitas sebesar 160 Gbps atau 10 Gbps lebih besar dari Satria-1.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan satelit tersebut akan meluncur dari Florida, Amerika Serikat (AS) pada pertengahan 2024.
Adapun biaya yang dihabiskan untuk membangun satelit tersebut, kata Adi, sedikit di bawah harga pembuatan Satelit Satria-1 yang menghabiskan biaya US$540 juta atau Rp8,36 trililun untuk pembangunan satelit dan ground segment.
“[Capex US$540] Hampir. Target peluncuran tahun depan pertengahan. Sudah konstruksi. Sudah hampir selesai. Kami sedang mencari timing yang tepat,” kata Adi, Sabtu (2/12/2023).
Untuk diketahui, PSN telah meluncurkan 3 satelit, dengan satu diantaranya meledak di orbit. Satelit pertama adalah Satelit Nusantara Satu yang merupakan Satelit Broadband pertama Indonesia, yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas bandwidth besar untuk memberikan layanan akses broadband.
Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps, dengan area cakupan (coverage) hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Nusantara Satu dibuat oleh Space System Loral (SSL), Amerika Serikat dan diluncurkan di Cape Canaveral, Amerika Serikat pada Februari 2019 menggunakan roket peluncur Falcon-9 dari perusahaan Space-X. Dalam 1 tahun, kapasistas Satelit Nusantara I telah terisi penuh.
Kemudian, Satelit Nusantara Dua yang sesuai jadwal telah diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC), Tiongkok menggunakan Roket Long March 3B, pada 2020. Sayangnya, satelit ini hilang kontak dan gagal mengorbit.
Dalam pengoperasikan satelit, terdapat tiga stage. Satelit Nusantara II beroperasi normal pada stage pertama dan kedua. Setelah itu, satelit mengalami anomali pada saat stage ketiga.
Stage ketiga itu memiliki dua roket, dan salah satu roketnya tidak menyala sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk ke orbit yang telah ditentukan.
Satelit Nusantara Dua terbang di ketinggian sekitar 170 KM dengan kecepatan 7.100 meter per detik, kemudian jatuh ke lautan dan tidak bisa diselamatkan,
Adapun Satelit Nusantara III atau yang dikenal dengan Satelit Satria-1 saat ini telah berada diorbit dan siap menyuntikan internet ke 37.000 titik, dengan kecepatan internet per titik dibuat fleksibel antara 3 Mbps hingga 20 Mbps.
Belum diketahui mengenai Satelit Nusantara IV, tetapi informasi yang beredar satelit tersebut adalah satelit HBS, yang Bakti Kemenkominfo kemudian memilih untuk mundur karena Satria-1 telah berada di orbit dan dana yang dimiliki dialokasikan untuk keperluan pembangunan penerima sinyal satelit Satria-1 di bumi atau RTGS.
Terakhir, Satelit Nusantara V yang direncanakan meluncur pada pertengahan 2024. Satelit tersebut memiliki kapasitas 160 Gbps atau 10 Gbsp lebih tinggi dari Satelit Satria-1.