Kemenkominfo Targetkan 24.500 Titik VSAT Satria-1 Rampung pada 2024

Crysania Suhartanto
Rabu, 31 Januari 2024 | 06:32 WIB
Jajaran petinggi Bakti, PSN, hingga Thales Alenia berfoto bersama di depan stasiun bumi Satria-1 di Cikarang
Jajaran petinggi Bakti, PSN, hingga Thales Alenia berfoto bersama di depan stasiun bumi Satria-1 di Cikarang
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menargetkan sekitar 24.500 titik stasiun bumi (VSAT) dari Satria-1 akan rampung pada 2024. 

Kepala Divisi Infrastruktur Satelit Bakti Kemenkominfo Sri Sanggrama Aradea mengatakan untuk mencapai target tersebut Kemenkominfo akan membangun sekitar 20.000 titik sepanjang 2024 atau 2.000 titik VSAT setiap bulannya di seluruh Indonesia.

“Yang kedua, 20.000 (titik) yang tahun ini (2024) targetnya. Dalam satu tahun ini rencananya 20.000 (titik) baru,” ujar Aradea kepada wartawan, Selasa (30/1/2024).

Sebagai informasi, VSAT merupakan stasiun bumi atau alat penerima sinyal internet dari satelit. Nantinya, VSAT yang akan memancarkan sinyal Satria-1 ke perangkat masyarakat. 

Diketahui, mulanya akan ada 150.000 titik VSAT yang disasar oleh Satria-1. Namun setelah dikaji ulang, titik yang disasar hanya tersisa 37.000, sehingga kapasitas mbps yang diterima bisa lebih banyak. 

Adapun pengaktifan VSAT di 37.000 titik ini akan dilakukan bertahap dan merata di seluruh Indonesia. 

Aradea mengatakan pada 2023, Kemenkominfo telah berhasil membangun lebih dari 4.500 titik di seluruh Indonesia. Namun, Aradea mengaku mayoritas titik yang dibangun berada di Indonesia bagian tengah dan barat.

“Kebetulan karena kemarin itu last minute, kita bangunnya lebih banyak di barat dan tengah. Di timur itu ada perwakilan 40 lokasi di Papua, soalnya Papua sekarang keadaannya agak mencemaskan karena faktor keamanan dan lain-lain,” ujar Aradea. 

Namun, pada 2024 ini, kata Aradea, titik yang disasar akan jauh lebih merata karena masih memiliki banyak waktu. 

Kendati demikian, Aradea mengaku jumlah titik yang ada saat ini masih sangat sedikit, sehingga kini pemerintah tengah mengkaji peluncuran dari Satria-2. 

Namun, Aradea mengaku Kemenkominfo masih mengkaji teknologi yang akan digunakan untuk satelit ini. Potensi teknologi yang digunakan adalah satelit geostasioner seperti rencana awal ataupun low earth orbit (LEO).

“Kami masih menimbang mana yang lebih baik, apakah kita kita langsung go ahead with GEO, atau kita mau masuk ke konstelasi LEO,” ujar Aradea.

Adapun jika memang yang digunakan adalah satelit GEO, nantinya lokasi orbit akan sesuai dengan lokasi yang dimiliki penyedia satelit. 

Aradea mengaku belum ada kerjasama apapun juga dengan perusahaan satelit LEO, tetapi Kemenkominfo telah berbicara dengan sebuah perusahaan di Asia yang ingin membuat konstelasi LEO Asia Tenggara. 

Lebih lanjut, Aradea juga mengatakan pencarian dana untuk Satria-2 ini sebenarnya sudah dimulai. Adapun pihak yang paling banyak memberikan pinjaman adalah Inggris. 

“Kemarin untuk pinjamannya sendiri, yang sempat paling kencang itu Inggris kalau tidak salah, kan sempat dengar ada kunjungan ke Inggris. Itu yang paling potensial, karena teknologinya juga ada di beberapa negara saja, itu untuk GEO ya kita ngomongnya,” ujar Aradea. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper