Instagram Ubah Algoritma, Ambil Peluang di Tengah Wacana Pemblokiran TikTok di AS

Ni Luh Anggela
Minggu, 5 Mei 2024 | 08:45 WIB
Logo Instagram/Istimewa
Logo Instagram/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Instagram, layanan jejaring sosial berbagi foto dan video asal Amerika, tengah mencoba mengambil peluang di tengah wacana pemblokiran TikTok di Amerika Serikat dengan meningkatkan platformnya melalui perbaikan algoritma.

Perubahan pada sistem rekomendasi konten khususnya pada fitur Reels, layanan video pendek Instagram, akan memprioritaskan konten asli dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua pembuat konten untuk mendapatkan terobosan.

Melansir BBC, Minggu (5/5/2024), para ahli menyebut bahwa platform milik Meta itu mencoba meniru kesuksesan TikTok, seiring dengan makin dekatnya potensi pelarangan TikTok di AS.

Melalui unggahan pada blognya, Instagram menyampaikan akan memperbaiki pendekatan sebelumnya dalam merekomendasikan konten, yang lebih menyukai akun dengan pengikut lebih banyak dan ‘agregator’ yang mengunggah ulang konten lain.

Instagram akan menerapkan perubahan ini dalam beberapa bulan kedepan.

Analis media sosial utama di eMarketer Jasmine Enberg menyebut, sudah jelas apa yang menjadi target Instagram.

“Algoritma TikTok yang sangat dipersonalisasi dan Halaman Untuk Anda yang berisi konten yang direkomendasikan telah menjadikannya ‘platform pilihan’ bagi pembuat konten kecil dan baru yang ingin membuat terobosan,” katanya.

Mahir dalam mempromosikan video viral, terlepas dari siapa pembuatnya, adalah hal yang membuat TikTok begitu populer di seluruh dunia dan itulah yang ingin ditiru oleh Meta, terutama dengan masa depan pesaingnya yang diragukan, setidaknya di AS.

“Instagram ingin menjadi platform pilihan bagi para pembuat konten jika TikTok dilarang,” jelasnya.

Ini bukan pertama kalinya Meta mengutak-atik Instagram, dan tidak ada jaminan bahwa ini akan berhasil baik.

Katy Cowan, pengelola sebuah platform kreatif desain yang berbasis di Manchester bernama Creative Boom menyebut bahwa hal ini merupakan terobosan besar bagi para pembuat konten.

Menurutnya perubahan tersebut mungkin datang terlambat bagi mereka yang frustasi dengan seringnya perubahan platform dan algoritma.

“Saya pikir orang-orang sudah muak dan bosan dengan perubahan Instagram,” katanya.

Berdasarkan perubahan yang akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang, akun ‘agregator’ yang berulang kali memposting konten yang tidak mereka buat, atau melakukan pengeditan material, tidak akan disertakan dalam area aplikasi yang direkomendasikan kepada pengguna, seperti di feed Jelajahi atau Reel.

Instagram juga akan ‘memberi penghargaan’ kepada pembuat konten asli dengan mengganti duplikat video dengan aslinya dalam rekomendasi yang menemukan beberapa versi.

Hal ini tidak berlaku pada konten yang di-remix atau diedit menjadi meme atau parodi. Ini juga akan menerapkan label yang menghubungkan pembuat asli pada konten yang diunggah ulang.

“Membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk membuat konten orisinal, sehingga mereka yang membuatnya harus mendapatkan kredit dan distribusi meskipun di-repost oleh akun lain,” kata Instagram.

Meta bukan satu-satunya perusahaan media sosial yang memanfaatkan ‘kesulitan’ TikTok. BBC melaporkan, platform streaming Twitch yang dimiliki Amazon juga baru saja meluncurkan video pendek bergaya TikTok untuk semua pengguna.

‘Discovery Feed’ pada aplikasi seluler Twitch akan memberi pengguna perpaduan klip dan streaming langsung yang dipersonalisasi dan dapat digulir untuk membantu pemirsa menemukan konten untuk dinikmati dengan cepat dan membantu streamer ditemukan, bahkan saat mereka tidak sedang siaran langsung.

“Apakah perubahan ini benar-benar diinginkan oleh pembuat - dan pelanggan - masih belum jelas”, kata Kate Cowan.

Banyak yang sekarang mencari platform lain seperti LinkedIn untuk mendapatkan audiens.

Beberapa orang, katanya, merasa bahwa kunci untuk menjangkau masyarakat di masa depan mungkin terletak pada pendekatan dari masa lalu, dan kembali ke pemasaran tradisional seperti acara tatap muka dan pertemuan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper