Simak 7 Buku Termahal yang Pernah Terjual di Dunia

Redaksi
Senin, 22 Juli 2024 | 15:03 WIB
Codex Leicester menjadi salah satu buku termahal di dunia/Bloomberg
Codex Leicester menjadi salah satu buku termahal di dunia/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Buku menjadi salah satu sumber informasi utama untuk mendapatkan ilmu, pengalaman, dan pengetahuan orang-orang yang bisa mendokumentasikan dengan baik. Simak deretan buku termahal di dunia?

Ada buku yang dibeli dengan harga Rp400-an miliar, ada juga buku berisi kode-kode zaman purbakala. Namun, buku-buku antik tersebut memiliki penggemar di hati orang-orang tertentu dan dijual dengan dengan  harga mahal.

Dilansir dari laman tckpublishing.com, simak daftar harga buku mahal:

1. Codex Leicester karya Leonardo da Vinci

Buku ini dibeli oleh Bill Gates pada tahun 1994 dengan harga sekitar Rp499,5 miliar, yang setara dengan sekitar 882,2 miliar rupiah pada tahun 2021. Codex Leicester pada dasarnya adalah buku harian sains Leonardo da Vinci.

Buku ini dibuat pada 1510, yang berisi gambar, teori, dan pengamatan da Vinci tentang berbagai hal seperti pergerakan air, luminositas bulan, dan mengapa fosil makhluk laut dapat ditemukan di pegunungan.

Bill Gates pada akhirnya memindai Codex secara digital, lalu merilis beberapa gambar sebagai screen saver dan wallpaper untuk produknya, Windows 98 Plus.

2. Naskah dari Kitab Mormon

Kitab Mormon memegang rekor teks keagamaan termahal yang pernah dijual. Pada tahun 2017, the Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints menghabiskan Rp567,4 miliar atau setara Rp604,8 miliar setelah inflasi untuk membeli naskah yang ditulis tangan pada tahun 1830, dan mencetaknya sebagai salinan Kitab Mormon yang paling awal.

3. The Gospels of Henry the Lion

Kitab Injil ini dimaksudkan oleh Henry the Lion, Adipati Saxony, untuk altar Virgin Maria di Katedral Brunswick. Kitab ini dianggap sebagai mahakarya buku iluminasi Romanesque yang diyakini berasal dari tahun 1188.

Buku dilelang pada tahun 1983 kepada sekelompok penawar yang mencakup pemerintah federal Jerman dan donatur swasta lainnya dengan harga Rp189,7 miliar atau setara Rp497,7 miliar setelah inflasi.

4. Piagam Magna Carta

Diterbitkan pada tahun 1215, Magna Carta adalah piagam hak-hak kerajaan yang ditandatangani oleh Raja John dari Inggris, dan merupakan dokumen pertama yang secara resmi menyatakan bahwa raja dan pemerintahannya tidak kebal hukum.

Tujuannya adalah untuk mencegah monarki mengeksploitasi kekuasaan mereka, dan untuk membatasi otoritas kerajaan. David Rubenstein, salah satu pendiri Carlyle Group, membayar sekitar Rp436,1 miliar setelah inflasi untuk memastikan bahwa versi 1297 dari dokumen tersebut tetap berada di Amerika Serikat.

5. The St. Cuthbert Gospel

Buku Eropa tertua ini dibeli pada tahun 2012 oleh Perpustakaan Inggris di London dengan harga sekitar Rp227 miliar.

Naskah buku ini dikuburkan bersama penulisnya, St. Cuthbert, pada tahun 687. Naskah itu ditemukan kembali pada tahun 1104 ketika jenazah St. Cuthbert dipindahkan dari sebuah makam ke sebuah kuil. Buku ini dimiliki secara pribadi selama beberapa abad hingga disumbangkan ke komunitas Jesuit di Belgia, dan tetap berada di sana selama 250 tahun.


6. The Bay Psalm Book

Buku yang berisi terjemahan Kitab Mazmur ini merupakan buku pertama yang dicetak di Amerika Utara Inggris. Buku ini diterbitkan pada tahun 1640, tepatnya 20 tahun setelah para peziarah pertama tiba di Plymouth Rock.

Sebelas salinan dari buku tersebut diketahui masih ada. Selain membeli Piagam Magna Carta, David Rubenstein juga membeli salah satu salinan buku ini pada tahun 2023 dengan harga Rp230,2 miliar atau setara Rp258,5 miliar setelah inflasi.

7. The Rothschild Prayerbook

The Rothschild Prayerbook merupakan naskah Flemish abad ke-16 yang dilapisi emas dan penuh dengan lukisan serta ilustrasi karya seniman utama Renaisans. Namanya diambil dari nama keluarga kaya Rothschild yang memperoleh buku itu sekitar tahun 1868 keatas.

Buku tersebut dicuri oleh Nazi pada tahun 1938. Hitler memberikannya kepada Perpustakaan Nasional di Wina pada tahun 1942. Buku tersebut akhirnya dikembalikan kepada pemilik aslinya pada tahun 1999, dan dijual pada tahun 2014 kepada pengusaha miliarder Australia, Kerry Stokes sekitar Rp248,1 miliar setelah inflasi. (Yoga Al Kemal)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper