Bakti Buka Akses Internet dan Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat 3T

Lukman Nur Hakim
Selasa, 17 September 2024 | 23:37 WIB
BTS 4G Bakti aktif di Desa Asotapo, Papua Pegunungan. Warga sekitar memanfaatkan internet untuk belajar dan mengakses berita/BISNIS-Leo Dwi Jatmiko.
BTS 4G Bakti aktif di Desa Asotapo, Papua Pegunungan. Warga sekitar memanfaatkan internet untuk belajar dan mengakses berita/BISNIS-Leo Dwi Jatmiko.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo berupaya keras untuk memangkas kesenjangan digital di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dan memberdayakan masyarakat sekitar dengan infrastruktur internet yang dihadirkan. 

Kepala Divisi Pengadaan BAKTI Kominfo Gumala Warman mengatakan upaya memangkas kesenjangan digital di daerah rural dilakukan melalui pembangunan infrastruktur seperti BTS 4G, jaringan serat optik, dan satelit.

Bakti telah membangun infrastruktur base transceiver station (BTS) di 1.665 lokasi menggunakan kontribusi Universal Service Obligation (USO), serta di 4.995 lokasi menggunakan bauran pembiayaan. Keseluruhan pemancar sinyal tersebut dibangun di daerah 3T.  

Bakti, kata Gumala, juga membangun dan menyediakan layanan internet berbasis serat optik, satelit dan radio link yang terdapat di 18.697 titik layanan publik di seluruh Indonesia. 

“Kemudian, jaringan fiber optik juga sepanjang 12.229 km yang dinamakan Palapa Ring merupakan proyek telekomunikasi pemerintah pertama yang menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha,” kata Gumala Warman dalam literasi digital Empowern3T, Embrace the Digital age Lead the Change di Auditorium Universitas Pattimura, Selasa (17/2024).

Untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau serat optik dan radio link, Bakti mengoptimalkan Satelit High Throughput Satellite (HTS) Satria yang dinamakan Satria 1 dengan kapasitas sebesar 150 Gbps. 

Satria, kata Gumala, telah diluncurkan pada 19 Juni 2023 dan beroperasi pada 2 Januari 2024. 

Dalam pemaparannya, Gumala mengungkapkan masih banyaknya kendala atau tantangan dibalik masifnya pembangunan akses telekomunikasi di daerah 3T.

Kondisi geografis, kata Gumala menjadi kendala utama dalam mengembangkan akses telekomunikasi. Sebab, daerah 3T seringkali memiliki medan yang berat, seperti pegunungan, hutan belantara, pulau-pulau kecil terpencil.

“Kondisi ini membuat pembangunan telekomunikasi menjadi lebih sulit dan mahal. Selain itu, keterbatasan infrastruktur pendukung seperti jalan, listrik, dan SDM juga menjadi penghambat banyak daerah 3T yang belum memiliki akses listrik dan jalan yang memadai,” ucap Gumala.

Plt Kepala Loka Monitoring Frekuensi Ambon Kemenkominfo Holly C. Patty memaparkan perkembangan pembangunan internet oleh Bakti dalam acara Festival Literasi Digital
Plt Kepala Loka Monitoring Frekuensi Ambon Kemenkominfo Holly C. Patty memaparkan perkembangan pembangunan internet oleh Bakti dalam acara Festival Literasi Digital

Selain membangun infrastruktur telekomunikasi, BAKTI Kemenkominfo juga memiliki tujuan untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat agar melek digital.

Melalui program literasi digital Empowern3T, Embrace the Digital age Lead the Change, Bakti berupaya untuk turut terlibat dalam memberdayakan masyarakat, tidak hanya membangun infrastruktur telekomunikasi. 

“Maka kami menyambut baik kegiatan ini dan yakin bahwa akan banyak manfaat yang bisa dipetik untuk bekal mendapat manfaat dari ruang digital. Terima kasih pada para mitra, penyelenggara, panitia, harian Bisnis Indonesia, dan juga Universitas Pattimura,” tutup Gumala.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper