Desa Tertinggal Butuh Lebih Banyak Literasi Digital

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 19 September 2024 | 14:30 WIB
Suasana acara Festival Literasi Digital 2023 di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (25/11/2023).
Suasana acara Festival Literasi Digital 2023 di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (25/11/2023).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Infrastruktur internet yang telah dibangun perusahaan swasta dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) di daerah tertinggal perlu dibarengi dengan pergelaran literasi digital, yang saat ini belum dirasakan secara maksimal oleh warga.

Masyarakat di daerah tertinggal tertarik untuk mengikuti pelatihan, sayangnya belum banyak instansi yang bersedia menggelar literasi digital di pedalaman. 

Dalam Survei Penetrasi Internet di Daerah Tertinggal Tahun 2024, disebutkan bahwa dari 8,1 juta jiwa pengguna internet di wilayah tertinggal, hanya 18,3% yang pernah merasakan pelatihan digital. Sisanya sebanyak 81,7% belum pernah merasakan pelatihan.

Warga di desa mengaku pelatihan digital pernah diikuti di antaranya seputar pelatihan dasar penggunaan komputer (32,5%), pelatihan keterampilan digital untuk UMKM (20%) pelatihan dasar penggunaan internet (17,5%) pelatihan e-commerce (12,5%) dan program literasi digital untuk pelajar dan guru 7,5%. 

Mengenai efektivitas program literasi digital, mayoritas responden (63,6%) mengaku bahwa hadirnya program-program tersebut cukup berdampak pada peningkatan keterampilan digital masyarakat di desa. 

Kemudian, 45,5% cukup sering mengikuti pelatihan digelar oleh pemerintah dan pihak swasta. 

Riset APJII juga mengungkapkan meski masyarakat desa tertinggal antusias untuk ikut pelatihan, mereka memiliki sejumlah kendala seperti sinyal internet yang tidak stabil (33,2%), biaya internet tinggi (14,4%), kurangnya perangkat memadai (18,8%), hingga kurangnya pengetahuan tentang penggunaan internet (11,2%).

Dalam Survei Penetrasi Internet di Daerah Tertinggal Tahun 2024, APJII melibatkan 1.950 responden yang tersebar di 64 kabupaten di 17 provinsi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 899 responden  (46%) berada di wilayah Papua, kemudian 414 responden (21%) berada di Nusa Tenggara Timur, dan 181 responden (9%) berada di Maluku. 

Lebih lanjut mayoritas sampel responden (60%) berusia 12-43 tahun, dengan tiga pekerjaan teratas adalah Petani (18,8%), Ibu Rumah Tangga (19,5%) Pelajar/Mahasiswa (15%), Wiraswasta (8,3%) dan lain sebagainya. 

Riset dilaksanakan selama periode Juli hingga September 2024, dengan menggunakan metode probability sampling. 

Bakti

Dalam perkembangannya, Bakti Kemenkominfo tidak hanya membangun infrastruktur, juga mengadakan pelatihan digital hingga ke desa tertinggal. 

Kepala Divisi Perencanaan dan Strategis Bakti Kemenkominfo Gumala Warman mengatakan Bakti memiliki tujuan untuk melakukan pemberdayaan kepada masyarakat agar melek digital.

Melalui program literasi digital Empowern3T, Embrace the Digital age Lead the Change, Bakti berupaya untuk turut terlibat dalam memberdayakan masyarakat, tidak hanya membangun infrastruktur telekomunikasi. 

“Maka kami menyambut baik kegiatan ini dan yakin bahwa akan banyak manfaat yang bisa dipetik untuk bekal mendapat manfaat dari ruang digital,” tutup Gumala.

Literasi Digital Empowernet, Embrace the Digital age Lead the Change digelar di Auditorium Universitas Pattimura pada Selasa, 17 September 2024 dan di Universitas Lambung Mangkurat pada 28 Agustus 2024.  

EmpowerN3T merupakan sebuah program yang berfokus pada pemberdayaan, inovasi, dan konektivitas khususnya pada daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). 

EmpowerN3T menawarkan pengalaman baru bagi generasi muda untuk dapat merasakan dan menikmati kemudahan akses inovasi teknologi, melalui berbagai rangkaian kegiatan mulai dari Digitalk, Digiclass, Experience Booth, dan Entertainment.

Bakti juga membangun kapabilitas pelajar dan guru bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya Ruangguru.

Dilansir dari laman Ruangguru, keduanya mengembangkan program Indonesia Teaching Fellowship (ITF) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai daerah di Indonesia, Yayasan Ruangguru bersama Bakti Kemenkominfo memberdayakan para alumni-alumni dari program ITF BAKTI Kominfo periode 2019 – 2022 dalam program terbaru yaitu Program Pemberdayaan Guru Berdampak (PPGB). 

PPGB berfokus pada pengembangan kompetensi guru dan menjadi agen perpanjangan dampak program melalui rancangan program pengembangan guru dan proses pembelajaran siswa.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper