Taiwan Bantah Terlibat Pembuatan Komponen Pager ‘Maut’ Hizbullah

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 20 September 2024 | 14:00 WIB
Ilustrasi Pager/X.com
Ilustrasi Pager/X.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Taiwan menegaskan tidakt terlibat dalam pembuatan komponen pager maut Hizbullah yang meledak massal dan memakan sejumlah korban jiwa beberapa waktu lalu. 

Komentar itu muncul setelah perusahaan Taiwan Gold Apollo mengatakan pihaknya tidak membuat perangkat yang digunakan dalam serangan itu. Pemerintah Lebanon mengatakan 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas dan hampir 3.000 orang terluka dalam ledakan pada hari Selasa (17/9/2024).

Lebanon menuding Israel berada di balik insiden tersebut, bersama dengan serangan lain yang melibatkan walkie-talkie meledak. 

"Komponen untuk pager Hizbullah tidak diproduksi oleh kami," kata menteri ekonomi Taiwan Kuo Jyh-huei kepada wartawan pada hari Jumat (20/9/2024).

Sementara itu, BBC melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung mengatakan pemerintah tengah melakukan penyelidikan yudisial terkait hal ini. 

"Saya ingin mengungkap kebenaran, karena Taiwan tidak pernah mengekspor model pager khusus ini," kata Lin.

Sebelumnya, beberapa spekulasi muncul mencari penyebabnya dengan terfokus pada jaringan radio yang diandalkan oleh pager, yang menunjukkan bahwa jaringan tersebut mungkin telah diretas.

Peretasan tersebut kemudian menyebabkan sistem memancarkan sinyal yang kemudian direspons oleh pager.

“Menurut saya, yang terjadi adalah setiap [anggota] Hizbullah yang berada pada level tertentu diserang,” kata analis data Ralph Baydoun dikutip dari Al Jazeera, Rabu (18/9/2024).

Dia juga menyarankan bahwa Israel tidak perlu mengetahui nama siapa pun yang menerima sinyal rusak tersebut, tetapi Israel dapat mengumpulkan informasi intelijen yang berharga setelah ledakan terjadi.

"Jika mereka menyalakan satelit, mereka akan mengetahui nama dan lokasi semua anggota yang diserang, segera setelah [mereka meminta] bantuan. Mereka akan mengungkapkan lokasi [mereka]," menurut Ralph.

Sementara itu mantan perwira tentara Inggris dan ahli senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon menilai bahwa pager Hizbullah mungkin telah dirusak sepanjang rantai pasokan dan dipasang agar meledak sesuai perintah.

Jika baterai lithium pager dipicu terlalu panas, ini akan memicu proses yang disebut thermal runaway. Pada dasarnya, reaksi berantai kimia akan terjadi, menyebabkan peningkatan suhu dan akhirnya menyebabkan ledakan hebat pada baterai.

Namun, memicu reaksi berantai dalam beberapa perangkat yang belum pernah terhubung ke internet bukanlah hal yang mudah. Dia berspekulasi bahwa keadaan tersebut kemungkinan besar merupakan pemicu yang dimasukkan ke pager melalui kode yang direkayasa.

“Harus ada bug di pager itu sendiri [sehingga] pager tersebut akan menjadi terlalu panas akibat keadaan tertentu,” kata Baydoun. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper