Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris uji coba alat AI yang dapat memprediksi risiko pasien terkena dan memperburuk penyakit jantung, serta risiko kematian dini, dengan menggunakan elektrokardiogram (EKG).
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Lancet Digital Health pada 24 Oktober 2024 menemukan bahwa alat tersebut mampu mengidentifikasi dengan tepat risiko kematian dalam 10 tahun setelah EKG (dari tinggi ke rendah) pada 78% kasus.
Teknologi yang dikenal dengan AI-ECG risk Estimation, atau AIRE itu, dilatih untuk membaca hasil tes EKG, yang menggambarkan aliran sinyal listrik di dalam dan di antara berbagai ruang jantung.
Uji coba yang mengevaluasi manfaat penerapan AIRE pada pasien direncanakan akan dimulai di Imperial College Healthcare NHS Trust dan Rumah Sakit Chelsea dan Westminster NHS Foundation Trust pada tahun 2025.
Dr Fu Siong Ng, pembaca elektrofisiologi jantung di Imperial College London dan konsultan ahli jantung di Imperial College Healthcare NHS Trust dan Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust, mengatakan model AI ini adalah alat yang kredibel dan andal yang dapat , di masa depan, diprogram untuk digunakan di berbagai area NHS untuk memberikan informasi risiko yang relevan kepada dokter.
“Hal ini dapat berdampak positif pada cara pasien dirawat, dan pada akhirnya meningkatkan umur dan kualitas hidup pasien. Hal ini juga dapat mengurangi daftar tunggu dan memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efisien. Kami percaya hal ini dapat memberikan manfaat besar bagi NHS dan secara global.
Para peneliti di Imperial percaya bahwa alat AI itu dapat digunakan di NHS dalam waktu lima tahun.
Profesor Bryan Williams, kepala petugas ilmiah dan medis di British Heart Foundation, yang mendanai penelitian tersebut, mengatakan EKG telah digunakan untuk menilai jantung selama lebih dari satu abad, dan penelitian ini telah menunjukkan kekuatan AI yang luar biasa dalam memperoleh wawasan kesehatan yang penting dari tes rutin.
“Kami berharap dapat melihat bagaimana AI dapat diujicobakan dalam praktik klinis rutin dan bagaimana hal ini dapat membantu mempercepat dan memberikan informasi dalam pengambilan keputusan klinis, memastikan pasien menerima pengobatan dan dukungan yang paling tepat waktu dan efektif.” tutupnya.