Indosat Bidik Peluang Ekonomi Digital Rp1.800 Triliun 2027, Andalkan AI-Big Data

Lukman Nur Hakim
Kamis, 12 Desember 2024 | 21:52 WIB
Logo Indosat Ooredoo Hutchison/Dok. Indosat
Logo Indosat Ooredoo Hutchison/Dok. Indosat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk.(ISAT) fokus mengoptimalkan kecerdasan buatan (AI) dan big data dalam menangkap peluang ribuan triliun ekonomi digital pada 2027.

Director & Chief Business Officer Indosat Muhammad Danny Buldansyah mengatakan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Rp1.800 triliun 3 tahun lagi.

Untuk menangkap peluang besar itu, Indosat berfokus pada pengembangan teknologi seperti AI dan big data dalam beberapa tahun ke depan yang menyasar berbagai sektor, termasuk perbankan. 

Teknologi inovatif yang disiapkan juga bertujuan untuk mempercepat digitalisasi Tanah Air. 

“Dengan inisiatif seperti Sahabat AI bersama GoTo, AI Merdeka dengan NVIDIA, dan Banking AI untuk digitalisasi perbankan,” ujarnya, Kamis (12/12/2024).

Selain itu, kata Danny, Indosat juga aktif memperluas jaringan hingga ke pelosok, seperti NTT dan Sulawesi, melalui program seperti ID Camp dan Digital Talent Scholarship. 

Talenta digital berperan penting dan menjadi tulang punggung dalam meningkatkan ekonomi digital Indonesia. 

Selain itu, pertumbuhan ekonomi digital juga harus didukung oleh pembangunan infrastruktur, peningkatan literasi digital, dan regulasi yang inovatif.

Sebelumnya, dalam laporan e-Conomy SEA 2024 terbaru yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia 2024 naik 13% dibandingkan tahun 2023, menjadikannya GMV terbesar di Asia Tenggara.

Country Director Google Indonesia Veronica Utami mengatakan bahwa pertumbuhan yang kuat menjadi salah satu faktor nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2024 diprediksi akan naik.

“Indonesia tetap menjadi negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara, dan diperkirakan tahun ini akan berakhir di sekitar US$90 miliar. Jadi masih kuat dan masih bertumbuh 13% meskipun ukurannya sudah sangat besar,” kata Veronica di kantor Google, Rabu (13/12/2024).

Adapun, dalam laporan tersebut sektor e-commerce masih menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital, tumbuh 11% menjadi GMV US$65 miliar pada tahun 2024.

Membuntuti e-commerce, sektor online travel dan sektor transportasi dan makanan diperkirakan menyumbang masing US$9 miliar terhadap ekonomi digital.

Posisi terakhir diikuti oleh sektor media online yang diperkirakan bakal menyumbang sekitar US$8 miliar untuk ekonomi digital Indonesia.

Veronica menjelaskan, tingginya kontributor e-commerce terhadap ekonomi digital Indonesua tidak terlepas dari fitur-tur baru seperti video commerce untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbelanja. 

Indonesia merupakan pasar dengan pertumbuhan tercepat kedua terkait jumlah video yang diupload kreator, dengan peningkatan CAGR sebesar 16% dari tahun 2022 hingga 2024.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper