Lintasarta (Indosat) Fokus Ciptakan Use Case AI pada 2025, Gandeng 10 Pemain Global

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 27 Desember 2024 | 16:41 WIB
Peluncuran Lintasarta, GPU Merdeka (Graphics Processing Units) pada Rabu (21/8) di Hotel Kempinski, Jakarta.
Peluncuran Lintasarta, GPU Merdeka (Graphics Processing Units) pada Rabu (21/8) di Hotel Kempinski, Jakarta.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Aplikasinusa Lintasarta, anak usaha PT Indosat Tbk. (ISAT) di sektor penyimpanan data, bakal merangkul 10 perusahaan teknologi dengan level tinggi guna menciptakan kasus pemanfaatan atau use case kecerdasan buatan (AI) yang relevan bagi industri. 

Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan utilisasi GPU AI Nvidia di perusahaan, yang diharapkan terisi penuh pada awal 2025.

Chief Cloud Officer Lintasarta Gidion Suranta Barus mengatakan permintaan terhadap GPU Nvidia cukup pesat seiring dengan demam kecerdasan buatan di Tanah Air. 

Lintasarta akan terus meningkatkan permintaan tersebut dengan menyajikan kasus pemanfaatan baru yang lahir lewat kolaborasi, yang terjalin bersama perusahaan teknologi global kelas atas. 

Lintasarta menargetkan pada 2025, ada 6-10 perusahaan teknologi baru yang bekerja sama dengan mereka. 

“6-10 perusahaan teknologi dengan level black belt pada 2025. Jadi seperti di karate, black belt itu level tertinggi,” kata Gidion kepada Bisnis, dikutip Jumat (27/12/2024).  

Sekadar informasi, Lintasarta saat ini juga memiliki program Semesta. Dalam program tersebut, Lintasarta tidak hanya berperan sebagai perusahaan penyedia data center atau tempat penyimpanan, juga sebagai penghubung antara perusahaan teknologi global yang andal dengan pasar enteprise di Tanah Air. 

Lintararta terus memperkuat posisinya sebagai AI Factory, pendorong utama inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia. Adapun  salah satu sektor potensial untuk pemanfaatan AI, kata Gidion, adalah sektor jasa keuangan atau perbankan. 

Ilustrasi teller bank menghitung uang
Ilustrasi teller bank menghitung uang

Dia mengatakan Kecerdasan buatan dapat membantu perbankan untuk beroperasi dengan lebih efisien. AI dapat menggantikan proses persetujuan atau approval terhadap sejumlah persyaratan, sehingga perbankan tidak perlu merekrut banyak orang. 

Tidak hanya itu, lanjutnya, AI juga membantu perbankan dalam menekan risiko atau fraud, karena seluruh sistem dijalankan oleh mesin. Kesalahan yang dilakukan oleh manusia dapat dikurangi. 

“Ketika bank bangun cabang di suatu kota, awalnya minimal mereka harus memiliki satu analis. Jadi selain tambahan biaya tempat, juga orang. Artinya makin banyak kota yang dijangkau, ongkos makin besar. Dengan AI itu tidak perlu, semua terpusat,” kata Gidion. 

Sebelumnya, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah mengatakan utilisasi GPU Nvidia yang dikelola Indosat sangat pesat dengan posisi per 22 Oktober 2024 telah mencapai 40% dari total kapasitas 1.000 GPU.

Artinya ada 400 GPU yang telah tersewa dan digunakan oleh klien Indosat. 

“Kami memasang sekitar 1.000 GPU, kemungkinan besar pada kuartal I/2025 sudah habis terpakai semua. Sekarang saja sudah ada yang memesan 200 GPU sekali memesan,” kata Danny .  

Danny mengatakan pertambangan menjadi sektor utama yang menyewa kapasitas GPU pada Oktober 2024. Selanjutnya, sektor finansial khususnya perbankan. 

Adapun untuk 2025, Indosat bakal membidik klien di sektor pemerintah untuk menggunakan GPU AI Nvidia. 

“Kalau habis kami akan order lagi, permintaannya sangat besar sekali,” kata Danny. 

Jajaran direksi Indosat bersama dengan Ericsson usai peluncuran 5G
Jajaran direksi Indosat bersama dengan Ericsson usai peluncuran 5G

Sekadar informasi, Indosat menyiapkan capex hingga Rp12,7 triliun pada 2024. Perseroan mulai serius mengembangkan artificial intelligence (AI) bersama dengan Huawei dan Nvidia.

Perusahaan melakukan berbagai kerja sama strategis dengan berbagai mitra berskala global, mulai dari peluncuran pusat pameran inovasi, Indosat Marvelous Xperience (MX) Center, hingga kerja sama strategis dalam pengelolaan pusat data berteknologi tinggi.

GPU-as-a-Service (Deka GPU) milik Lintasarta menyediakan akses ke kemampuan AI/Machine Learning yang didesain khusus untuk pekerjaan komputasi berat, termasuk penyediaan infrastruktur, platform, dan layanan bare metal. 

Layanan Bare Metal adalah layanan cloud publik yang pelanggan menyewa sumber daya perangkat keras khusus dari penyedia layanan jarak jauh. Ini menawarkan sumber daya perangkat keras tanpa sistem operasi yang terinstal atau infrastruktur virtualisasi.

Kapabilitas ini akan memastikan layanan supercomputing cloud yang andal, serta memanfaatkan AI untuk menciptakan inovasi bagi penggunanya.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper