Bisnis.com, JAKARTA — PT Cisco Systems Indonesia mengungkapkan pentingnya kesadaran (awareness) dalam menjaga keamanan data pribadi saat berada di ruang digital bagi Generasi Z atau Gen Z, termasuk saat menggunakan WiFi gratis di manapun.
Area Academy Manager Cisco Networking Academy PT Cisco Systems Indonesia, Adri Gautama mengatakan kebiasaan terhubung ke internet gratis dapat menimbulkan risiko yang tidak disadari oleh banyak orang, salah satunya oleh Gen Z
Adri menuturkan, banyak yang tanpa berpikir dua kali menghubungkan perangkat mereka ke jaringan wifi gratis, seperti yang sering ditemui di kafe atau tempat umum lainnya.
“Apa yakin itu wifi yang disediakan oleh pihak kafe? Bisa jadi ada orang ketiga yang membuat hotspot palsu untuk menyadap semua lalu lintas data kita,” kata Adri dalam acara Literasi Digital ‘Saatnya Gensi Beraksi’ di Universitas Nusa Nipa Maumere, Selasa (4/2/2025).
Selain itu, Adri menekankan bahwa kesadaran akan potensi risiko ini seringkali tidak diperhatikan, terutama oleh generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan dunia digital.
Adri juga menyoroti kebiasaan berbelanja online yang semakin meluas, di mana pengguna sering kali terjebak dengan link yang tampak biasa namun sebenarnya mengandung malware.
"Sebagai contoh, link yang terlihat seperti tawaran menarik bisa jadi adalah jebakan untuk mencuri data pribadi atau menginfeksi perangkat dengan virus. Ini semua tentang kesadaran," ujarnya.
Maka dari itu, acara Literasi Digital ‘Saatnya Gensi Beraksi’ Cisco berharap kesadaran masyarakat terutaka Gen Z terhadap pentingnya keamanan digital dapat meningkat.
Pihaknya ingin memberikan pemahaman bahwa dunia digital membawa banyak kemudahan, tetapi juga risiko yang perlu diwaspadai.
“Dengan meningkatnya awareness, diharapkan pengguna internet lebih bijak dalam menjaga privasi dan keamanan data mereka,” ucap Adri.
Sebelumnya, Kepolisian Federal Australia belum lama mendakwa pria karena mengumpulkan data penumpang pada sebuah penerbangan komersial.
Hal itu terungkap setelah karyawan di maskapai tersebut menemukan jaringan WiFi mencurigakan saat penerbangan. Karyawan maskapai kemudian melapor.
Setelah mendapat laporan, Penyelidik AFP menggeledah barang bawaan seorang pria berusia 42 tahun dan menyita beberapa perangkat serta menemukan data pribadi orang lain bersama dengan halaman WiFi palsu.
“Penyidik menggeledah barang bawaan pria itu saat ia kembali ke Bandara Perth dengan penerbangan dari negara bagian lain pada tanggal 19 April 2024, dan menyita perangkat akses nirkabel portabel, laptop, dan ponsel dari tas tangan. Mereka juga menggeledah rumahnya di Palmyra,” Kepolisian Federal Australia.
Laporan Cyberews menyebutkan polisi menduga pria itu menciptakan jaringan WiFi gratis 'kembaran' untuk membujuk korban yang tidak curiga agar terhubung. Sementara itu, pengguna akan terhubung ke jaringan tersebut, karena mengira mereka menggunakan layanan yang sah.
Kepolisian menduga bahwa ketika orang mencoba menghubungkan perangkat mereka ke jaringan WiFi gratis, mereka diarahkan ke halaman web palsu yang mengharuskan mereka masuk menggunakan email atau akun media sosial.
Rincian tersebut kemudian diduga disimpan di perangkat pria tersebut.