Bisnis.com, JAKARTA — T-Mobile, operator seluler Amerika Serikat (AS), mengumumkan ketersediaan beta layanan Starlink bagi seluruh warga AS pada Minggu (19/1/2025).
Layanan hasil kerja sama dengan SpaceX ini menyasar area seluas 500.000 mil persegi yang saat ini tidak memiliki menara seluler.
Hadirnya layanan langsung dari satelit menimbulkan pertanyaan masa depan menara telekomunikasi.
CEO T-Mobile Mike Sievert mengatakan bahwa Starlink adalah jaringan seluler berbasis ruang angkasa pertama di AS yang secara otomatis menghubungkan ponsel pengguna di area tanpa sinyal. “Layanan ini masih dalam tahap awal, namun Starlink akan mengatasi masalah blankspot dan meningkatkan konektivitas bagi semua pengguna seluler,” kata Mike, Senin (10/2/2025).
GSMA Arena melaporkan dengan ketersediaan ini pengguna tidak memerlukan perangkat khusus. Ponsel yang sudah ada akan otomatis terhubung ke satelit Starlink saat berada di luar jangkauan seluler biasa.
Saat ini, layanan ini hanya mendukung pengiriman dan penerimaan pesan teks (SMS), termasuk pesan grup. Fitur lain seperti panggilan suara, pengiriman foto, dan penggunaan data akan ditambahkan di kemudian hari.
Masyarakat AS dikabarkan dapat mendaftar layanan beta Starlink secara gratis hingga Juli 2025, bahkan pelanggan operator lain seperti AT&T dan Verizon juga dapat berpartisipasi.
Selain pesan teks, Starlink juga akan menyiarkan peringatan darurat ke semua pengguna, terlepas dari operatornya, yang berada di luar jangkauan seluler, fitur yang sangat berguna dalam situasi darurat seperti bencana alam. T-Mobile telah beberapa kali mengaktifkan layanan ini untuk membantu komunikasi saat terjadi bencana.
The Verge melaporkan setelah masa uji coba gratis berakhir pada bulan Juli, pengguna T-Mobile akan dikenakan biaya US$15 per bulan, atau US$10 bagi pelanggan yang berpartisipasi dalam uji beta.
Elon Musk tengah menyiapkan pesawat luar angkasa Starship untuk mengangkut satelit dengan bobot serupa Starlink model baru V3. Starlink model teranyar itu memiliki kapasitas 10x lipat lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya V2.
SpaceX akan menggelar uji terbang Starship dengan muatan 10 "simulator" Starlink, yang akan memiliki ukuran dan berat serupa dengan satelit generasi berikutnya. Pesawat ruang angkasa model ini akan menempuh lintasan yang sama dengan tahap atas dan mendarat di Samudra Hindia.
Starlink V3 akan menjadi muatan pertama yang diterbangkan Starship. Sejak awal, Elon Musk memang menyiapkan Starship untuk menyebarkan konstelasi satelit Starlink dengan lebih cepat dan mengurangi biaya per satelit yang diluncurkan.
Kehadiran Starlink V3 akan membuat kapasitas Starlink meningkat pesat yang berdampak peningkatan kecepatan unduh dan unggah layanan mereka di bumi.
“Segera, Starship akan meluncurkan satelit Starlink V3 kami, yang akan menambah kapasitas jaringan sebesar 60 Tbps per peluncuran – lebih dari 20x per peluncuran Falcon 9 hari ini,” dikutip dari situs X Starlink, Minggu (5/1/2025).
Sementara itu, Techcrunch melaporkan SpaceX saat ini meluncurkan Starlink menggunakan roket Falcon 9. Roket tersebut kemungkinan tidak kuat untuk mengangkut satelit V3 generasi berikutnya yang jauh lebih berat daripada V2 Mini saat ini.