Adopsi AI di Papua, Pengamat Soroti Ketersediaan SDM hingga Peta Jalan

Media Digital
Selasa, 13 Mei 2025 | 20:49 WIB
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah  perlu menyiapkan peta jalan yang matang dan melibatkan sumber daya manusia (SDM) lokal untuk mendorong adopsi Artificial Intelligence (AI) yang merata hingga ke wilayah Indonesia Timur, termasuk Papua.

Diketahui, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memamerkan penetrasi kecerdasan buatan (AI) yang berjalan secara cepat dan luas hingga ke wilayah Indonesia Timur, Papua.

Meutya menyampaikan pencapaian tersebut di depan perwakilan para petinggi teknologi yang tengah berkumpul di acara forum internasional “Machines Can See 2025” di Dubai, bulan lalu.

Dia mengatakan sebagai bagian dari semangat inklusivitas, Indonesia membangun pusat keunggulan AI di beberapa kota, termasuk Bandung, Surabaya, dan Papua. Kehadiran AI di Papua mencerminkan semangat inklusivitas yang ingin dibawa pemerintah.

Mengenai hal tersebut, Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) Hammam Rizal mengatakan pentingnya kehadiran peta jalan dan keberanian untuk mengeksekusi road map yang dilahirkan untuk mengoptimalkan adopsi AI di Papua.

Dia juga mengingatkan tentang pentingnya keterlibatan talenta lokal dalam mendorong AI di wilayah timur Indonesia.

“Untuk Papua, strategi AI itu harus bisa dilaksanakan, termasuk SDM digital. Anak-anak Papua dapat menjadi talenta unggul di bidang AI,” kata Hammam kepada Bisnis, Senin (12/5/2025).

Kesiapan SDM menjadi sorotan berbagai pihak dalam pengembangan AI

PricewaterhouseCoopers (PwC) dalam laporannya pada 2024 menyebut bahwa penerapan AI tidak dapat dilakukan secara instan. Terdapat beberapa hal yang harus disiapkan mulai dari infrastruktur hingga SDM.

April 2024, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan rencananya untuk melatih 210.000 talenta digital di bidang AI, untuk mempercepat transformasi digital sekaligus menangkap peluang besar dari AI. Rencana tersebut masih terus dijalankan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menekankan dalam mendorong adopsi teknologi di Papua, pemerintah dan swasta harus sensitif terhadap konteks budaya lokal.

Talenta lokal perlu dilibatkan secara inklusif untuk memastikan teknologi relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Selain itu, menurutnya, penting bagi pemerintah dan swasta untuk meningkatkan literasi bagi masyarakat sekitar agar manfaat kehadiran AI memberi dampak yang lebih optimal.

“Papua adalah wilayah strategis dengan sumber daya alam melimpah. AI dapat mempercepat eksploitasi yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada infrastruktur di Jawa.

Membangun pusat AI di Papua menunjukkan komitmen untuk tidak memusatkan kemajuan teknologi di Jawa, yang sering kali memperlebar kesenjangan regional,” kata Heru.

Senada, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan keterlibatan talenta lokal sangat penting.

Menurutnya, menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk membangun AI berdaulat, yang dibuat di Indonesia, dari dan untuk masyarakat Indonesia.

Dia meyakini bahwa masyarakat di Papua memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari dan memanfaatkan AI untuk berbagai macam kebutuhan.

“Jika mereka yang di Papua mendapat pelatihan yang sama dengan yang di Jawa, maka peluang berkarya dan bekerja dari jarak jauh juga terbuka bagi mereka. Tidak menutup kemungkinan

SDM di Papua ada yang lebih berkualitas dibandingkan dengan di Jawa setelah mendapat pelatihan AI,” kata Ian.

Ian juga menekankan tentang potensi AI yang besar bagi perekonomian Indonesia, yang diharapkan memberi dampak besar kepada Tanah Air.

Laporan Kearney memproyeksikan kontribusi AI pada PDB Indonesia dapat mencapai US$366 miliar atau sekitar Rp5.800 - an triliun pada 2030. Potensi besar tersebut berasal dari berbagai industri mulai dari game, kesehatan, hingga pendidikan.

Potensi itu diharapkan dapat dirasakan secara merata tidak hanya di Pulau Jawa, sebagai wilayah dengan populasi terbesar, juga di Papua.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper