Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan kebutuhan perusahaan untuk tumbuh lebih cepat, PingCAP, perusahaan database asal Amerika Serikat (AS), meluncurkan versi terbaru dari database unggulannya, TiDB 8.5.
Pembaruan ini membawa fitur-fitur baru yang dirancang untuk membantu bisnis, khususnya di sektor digital, agar lebih mudah mengelola data besar, menjalankan analitik real-time, dan mengintegrasikan teknologi AI tanpa menambah beban sistem.
Menurut laporan IDC pada 2024, penggunaan data global diperkirakan mencapai 181 zettabytes pada 2025, meningkat lebih dari tiga kali lipat ketimbang 2020. Di sisi lain, riset McKinsey menyebutkan bahwa perusahaan yang mengadopsi AI lebih awal mampu meningkatkan produktivitas hingga 40%.
Namun, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengelola data besar secara cepat dan efisien tanpa harus memakai banyak sistem yang berbeda.
“Banyak perusahaan masih menggunakan tiga sistem berbeda satu untuk transaksi, satu untuk analitik, dan satu lagi untuk AI. Ini boros dan merepotkan. Dengan sistem kami, semua bisa dikerjakan di satu tempat” ujar Max Liu, CEO PingCAP, dikutip Selasa (20/5/2025).
Sementara itu, Country Head PingCAP Indonesia, Arwinto P. Nugroho, menyebut terjadi lonjakan kebutuhan akan sistem data yang fleksibel, cepat, dan mendukung AI di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
“Bisnis kini butuh solusi yang tidak hanya kuat, tapi juga mudah digunakan dan hemat biaya,” jelasnya.
Indonesia menjadi salah satu fokus utama PingCAP karena pertumbuhan digital yang pesat. Survei Google-Temasek-Bain menunjukkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$146 miliar pada tahun 2025. Sektor e-commerce, fintech, dan logistik menjadi motor utamanya.
“Perusahaan Indonesia sudah masuk ke era data besar. Kami ingin bantu mereka bertransformasi tanpa harus khawatir dengan batasan teknologi,” tambah Arwinto.