Bisnis.com, JAKARTA — Oracle akan menggelontorkan dana sekitar US$40 miliar atau setara dengan Rp650 triliun untuk membeli chip berkinerja tinggi dari Nvidia, seiring dengan pembangunan pusat data baru milik OpenAI di Amerika Serikat.
Melansir Reuters, Sabtu (24/5/2025) investasi tersebut menjadi bagian dari Proyek Stargate, sebuah inisiatif nasional untuk memperkuat posisi Amerika Serikat di tengah persaingan global industri kecerdasan buatan (AI).
Mengutip laporan Financial Times, Oracle akan membeli sekitar 400.000 chip Nvidia GB200, atau chip AI terbaru dan tercanggih milik perusahaan tersebut. Chip tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data di Abilene, Texas, yang dijadwalkan mulai beroperasi penuh pada pertengahan tahun depan.
Pusat data ini akan disewakan ke OpenAI, pengembang ChatGPT, selama 15 tahun ke depan. Dengan kapasitas komputasi yang jauh lebih besar, proyek ini disebut akan mengurangi ketergantungan OpenAI pada mitra strategisnya saat ini, Microsoft, penyedia infrastruktur utama.
Pendanaan proyek ini didukung oleh JPMorgan melalui dua fasilitas pinjaman senilai total US$9,6 miliar. Selain itu, pemilik situs pusat data, yakni Crusoe Energy dan perusahaan investasi Blue Owl Capital, telah mengucurkan investasi tunai sebesar US$5 miliar.
Langkah strategis Oracle ini tidak hanya memperkuat posisi perusahaan dalam ekosistem AI, tetapi juga membuka peluang untuk mengejar ketertinggalan dari raksasa cloud seperti Microsoft Azure, Amazon Web Services (AWS), dan Google Cloud.
Nvidia, sebagai pemasok utama chip AI, menolak memberikan komentar terkait laporan tersebut. Sementara itu, baik Oracle maupun OpenAI belum merespons permintaan konfirmasi dari Reuters.
Proyek Stargate tidak hanya terbatas pada Amerika Serikat. Ketiga perusahaan yaitu Oracle, OpenAI, dan Nvidia juga terlibat dalam pengembangan pusat data AI raksasa di Uni Emirat Arab (UEA) sebagai bagian dari ekspansi global proyek ini.
Pusat data di kawasan Timur Tengah tersebut diperkirakan akan menggunakan lebih dari 100.000 chip Nvidia.