Kedaulatan Data jadi Sorotan di Tengah Wacana Pembangunan SKKL Baru Google - Meta

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 9 Juni 2025 | 11:50 WIB
Ilustrasi SKKL Bifrost/ Telin
Ilustrasi SKKL Bifrost/ Telin
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana dua raksasa teknologi global, Google dan Meta, untuk membangun sistem komunikasi kabel laut (SKKL) baru di Indonesia mendapat sorotan, khususnya perihal kedaulatan dan keamanan data nasional. 

Kabar pembangunan SKKL baru Google Meta kembali mencuat setelah Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengonfirmasi bahwa kedua perusahaan tengah dalam tahap diskusi dengan pemerintah terkait investasi dan pembangunan infrastruktur kabel bawah laut tambahan yang akan memperkuat konektivitas nasional Indonesia. 

Meskipun kabar ini sudah beredar, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi), Resi Y. Bramani, menyatakan bahwa hingga saat ini asosiasi belum menerima informasi terkait rencana pembangunan SKKL baru oleh Google dan Meta. 

"Terkait ini kami belum ada info atau update. Dari anggota-anggota Askalsi sebagai mitra landing partner di Indonesia, yang bersangkutan juga belum ada info," ujar Resi kepada Bisnis, Senin (9/6/2025). 

Resi juga mengatakan bahwa kehadiran SKKL tersebut akan memberi dampak mulai dari masuknya investasi asing dan peningkatan kapasitas bandwidth nasional. Namun, sejumlah aspek krusial juga harus dikaji lebih dalam. 

Resi menyoroti mengenai dampak SKKL Google - Meta jika langsung masuk ke Indonesia tanpa menggandeng mitra lokal. Dari sisi kedaulatan digital, dia melihat potensi pengusaan data nasional oleh asing. 

Kemudian masuknya SKKL Google juga akan berdampak pada persaingan yang makin ketat, yang diharapkan tidak berimbas kepada persaingan yang tidak sehat. Selain itu ada juga mengenai keamanan data hingga perizinan yang harus jelas posisinya. 

"Untuk tantangannya, bagaimana meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari dampak-dampak tersebut," kata Resi. 

Kelanjutan Bifrost-Echo

Diketahui pada 2021, Google dan Meta membangun SKKL yang menghubungkan langsung Indonesia dengan Amerika Utara melalui jalur Guam. SKKL tersebut bernama Bifrost dan Echo. SKKL Bifrost digarap oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (melalui Telin), Meta, dan Keppel T&T. 

Proyek ini memiliki panjang lebih dari 20.000 kilometer dan membentang melalui Laut Jawa, Laut Sulawesi, dan beberapa wilayah lain.  Sementara itu SKKL Echo, digarap oleh Meta, Google, dan XL Axiata. Rute dan panjang kabel tidak jauh berbeda dengan SKKL Biforst.  

Bifrost direncanakan rampung pada 2024, sementara Echo ditargetkan selesai pada 2023. Adapun pada realitasnya, SKKL Bifrost baru selesai pada Februari 2025.  

Terkait proyek SKKL Bifrost dan Echo—dua kabel laut yang juga digarap oleh Meta dan Google—Resi menyebutkan bahwa pembangunan fisik sudah dimulai, namun kedua sistem tersebut masih dalam tahap pengerjaan dan belum beroperasi secara komersial.

Dengan demikian, utilisasi atau pemanfaatan kapasitas kabel-kabel ini pun belum bisa diukur.

“masih belum live atau belum siap komersial” kata Resi.

Sebelumnya, Menteri Meutya Hafid menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pihak swasta, termasuk investor global, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital.

Dengan keterbatasan anggaran negara, investasi asing seperti yang direncanakan Google dan Meta diharapkan dapat memperkuat konektivitas dan mendukung pemerataan akses internet di seluruh Indonesia.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper